Cerita kali ini merupakan
kelanjutan cerita dari Green Canyon yang sebelumnya saya kunjungi. Selain GreenCanyon Pangandaran mempunyai banyak tempat wisata yang menarik dan sayang jika
tak kita kunjungi. Sebelumnya saya ingin mengenalkan daerah ini terlebih
dahulu. Pangandaran adalah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pangandaran,
Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan ini terletak di bagian paling selatan
kabupaten Pangandaran dan merupakan daerah wisata utama. Berjarak kurang lebih
375 km dari Ibukota Jakarta, dapat ditempuh normal 8 jam berkendara roda empat.
Banyak tersebar pantai cantik, sungai yang mengalir dengan sejuta pesonanya dan
kehidupan alam liar yang dapat kita temui di pangandaran.
Setelah puas 5 jam bermain air di
Sungai Green Canyon, tubuh yang menggigil dan perut keroncongan tak menyurutkan
niat kami untuk kembali menjelajah Daerah Pangandaran ini. Setelah menyantap
makan gratis yang disediakan oleh pihak Body Rafting kami pun melanjutkan
perjalanan menuju tempat tempat baru yang indah dan belum pernah kami kunjungi.
Sesuai dengan arahan guide yang menemani kami, akhirnya diputuskan untuk
mengunjungi pantai pantai terlebih dahulu, dan yang pertama adalah :
1. Pantai
Batu Karas
Pantai Batu Karas |
Terletak sekitar 45 menit dari
Green Canyon. Pantai ini merupakan surga bagi para peselancar karena pantai ini
menawarkan ombak yang cukup menantang. Tidak hanya menawarkan ombak yang
menantang tapi di satu sisi terdapat ombak yang cukup tenang sehingga para
wisatawan dapat berenang dengan tenang disini. Batu Karas tidak hanya bisa dinikmati
dengan berselancar saja, tapi tempat dimana Anda bisa menikmati Jet Ski, banana boat dan
naik kereta kuda di tepi pantai. Untuk memasuki kawasan ini kami harus membayar
retribusi parkir mobil sebesar 35 ribu, memang cukup mahal tapi sepadan dengan
apa yang bisa kita nikmati disini. Ada sebuah situs internasional tentang
selancar www.wannasurf.com memberikan rating 3.5 dari 5.0 untuk
pantai batu karas ini. Artinya pantai ini cukup recommended bagi para
peselancar pemula yang ingin menaklukkan kegananasan ombak batu karas.
Salah Satu Sudut Batu Karas |
2. Pantai Batu Hiu
Destinasi ketiga kami setelah dari Batu
Karas. Batu hiu adalah sebuah pantai berbukit yang menjorok ke laut, dapat
ditempuh selama 45 menit dari Batu Karas. Akses sangat mudah jika kita ingin
kembali ke Pangandaran dari batu karas. Batu hiu memiliki pemandangan lepas ke
Samudera Hindia yang biru dengan ombaknya yang ganas, menjadikan pantai ini
terlarang untuk bermain air dan berenang bagi para wisatawan.
Pantai Batu Hiu |
Di atas bukit
banyak terdapat pohon pandan wong menjadi peneduh dikala sinar matahari
bersinar terik, rumput hijau juga tertata dengan rapi, di tepian tebing juga
terdapat tempat bersantai sembari menikmati keindahan yang ditawarkan pantai
ini. Di bukit kecil yang ditanami pandan wong itulah tempat yang paling pas
untuk menikmati pantai Batu Hiu. Yang unik, untuk naik ke atas bukit, kita
melewati “gerbang” bikit berupa terowongan kecil yang berbentuk ikan hiu. Jadi,
seolah-olah kita masuk ke dalam mulut ikan hiu. Sekitar 200 meter dari pinggir
pantai terdapat seonggok batu karang yang menyerupai ikan hiu, karena itulah
tempat ini dinamakan Batu Hiu.
3. Penangkaran Penyu “KPBL Batu Hiu”
Terletak tak jauh dari gerbang masuk
Pantai Batu Hiu, sekitar 20 meter berjalan kea rah barat kita menemui sebuah
tempat penangkaran penyu yang dikelola oleh Kelompok Pelestari Biota Laut
(KPBL) Batu Hiu. Penangkaran penyu ini adalah salah satu objek wisata edukasi
yang dapat memberikan pengetahuan kepada kita terhadap jenis jenis penyu dan
semua hal tentang penyu. Selain itu disini kita juga dapat mengelus elus
ataupun menggendong penyu tersebut.
Penangkaran Penyu |
Jika sedang beruntung pada bulan bulan
tertentu kita dapat melepaskan tukik ke lautan lepas ataupun melihat penyu yang
datang ke pantai untuk bertelur. Saya disini sangat terkesan oleh Bapak Asep
(kalo tidak salah sih namanya, saya sedikit lupa atau sebut saja namanya
bunga..hahaha) yang selama berpuluh puluh tahun telah mendedikasikan hidupnya
untuk melestarikan penyu di sekitaran pantai pangandaran ini. Menurut penuturan
beliau penyu saat ini sudah sangat terancam ekosistemnya akibat ulah manusia.
Beruntung sekali masih ada orang orang seperti beliau yang masih aktif hingga
masa tuanya untuk melestarikan penyu penyu ini.
Mari Lestarikan Penyu |
4. Pantai Pangandaran
Setelah puas menikmati senja di Pantai
Batu Hiu dan Penangkaran Penyu maka kami kembali ke pangandaran dan langsung
menuju ke Homestay. Kurang lebih 45 menit dari batu hiu kita telah tiba kembali
di pangandaran. Tak banyak yang kita lakukan setibanya di pangandaran, karena
tubuh ini telah letih setelah seharian penuh bermain air dan menjelajah pantai
pantai. Kamipun segera terlelap di dunia kapuk.
Keesokan harinya matahari tampaknya malu
malu untuk menampakkan sinarnya. Yaa.. hari minggu pagi ini mendung
bergelantung di atas pangandaran, sayang sekali indah pagi ini sedikit suram. Tapi
tak apalah, kamipun melangkahkan kaki keluar homestay dan menuju pantai
pangandaran. Tak sampai 3 menit kami telah dihadapkan oleh biru Samudera Hindia
dan suara deburan ombak yang bercampur dengan riang gembira wisatawan menikmati
pagi itu. Jarak homestay dengan pantai tak kurang 20 meter saja.
Mendung Di Atas Pangandaran |
Sekilas pantai ini mirip dengan Pantai
parang tritis di Yogyakarta, banyak sekali wisatawan bersliweran, perahu perahu
nelayan silih berganti menepi ke pantai, ombak besar bergulung gulung. Ada beberapa
bagian di pantai ini yang dilarang untuk berenang, daerah ini ditandai dengan
bendera merah tanda bahaya. Pengeras suara dari penjaga pantai pun sering
terdengar mengingatkan para wisatawan agar menjauhi daerah tersebut, menurut
penjelasan sering terjadi ombak hisap yang akan menyeret wisatawan. Inilah ciri
khas pantai selatan yang selalu menuntut kita untuk selalu berhati hati.
5. Cagar Alam Pananjung
Belum lengkap rasanya jika kita
berkunjung ke pangandaran tanpa menikmati alam liar khas Cagar Alam Pananjung.
Berlokasi tak jauh dari pantai pangandaran, kami pun berjalan kaki saja setelah
menikmati pagi di pangandaran. 15 menit berjalan kami pun tiba di gerbang barat
cagar alam. Pagi itu tampak mulai ramai wisatawan yang ingin menikmati cagar
alam. Tiket masuk sebesar 8 ribu perorang pun kami beli.
Kayu Penunjuk Arah |
Memasuki kawasan cagar alam, tak jauh
berjalan kami pun langsung disambut dengan sekawanan monyet monyet liar
penghuni cagar alam ini. Mereka cukup tenang dengan kehadiran pengunjung tetapi
terkadang agresif dengan wisatawan yang membawa makanan dan minuman. Banyak
peringatan bahwa kita dilarang untuk member makanan kepada monyet, hal ini
benar karena jika kita member makanan mereka, lambat laun mereka akan
ketergantungan dan malas untuk mencari makan sendiri dan otomatis jiwa liar
mereka akan sirna.
Monyet Monyet Lucu |
10 menit berjalan kami menemui Goa
Jepang, memang dulunya cagar ala mini digunakan untuk persembunyian tentara
jepang dalam peperangan. Peta yang kami dapatkan di pintu masuk kami jadikan
acuan titik titik mana yang akan kami kunjungi. Yang pertama kami ingin
mengetahui padang gembala banteng. Sepertinya menarik, kamipun mengambil arah
selatan seusai dengan peta. Ditengah jalan kami bertemu dengan sekawanan rusa
yang sedang mencari makan. Kamipun mengendap ngendap layaknya reporter Nat Geo
Wild, menunggu mereka tenang kemudian mengambil gambar narsis. Sungguh
pengalaman menarik bertemu dengan rusa di alam liar seperti ini.
Rusa Liar |
Melanjutkan perjalanan kami pun menembus
jalan setapak kecil yang menembus rimbun hutan, keadaan pun menjadi sepi tanpa
kehadiran pengunjung lain. Awalnya kami sempat ragu, tapi masak kita yang
bilangnya punya jiwa petualanng dihadapkan keadaan seperti sudah ciut nyali.
Berjalan dan berjalan padang penggembalaan pun tak kami temui, peluh pun mulai
bercucuran tapi dari kejauhan terdengar sayup sayup debur suara ombak. Kamipun
tersadar kalau kami tersesat, tak apalah lanjutkan langkah lagi, tak disangka
kami menemui pantai pasir putih. Disini kami bertemu dengan jernih air laut
yang berbaur dengan pasir putih bersih, sungguh indah pantai ini. Disini pun
terdapat pos penjaga hutan.
View Saat Pencarian Jalur Menuju Padang Savanna |
Pantai Pasir Putih Di Dalam Kawasan Cagar Alam |
Setelah ngobrol dan bertanya jalur untuk
menuju Padang gembala banteng, kami pun kembali ke jalur semula yang menembus
hutan. Sesuai dengan arahan sang jagawana kami mengambil arah kanan yang
menanjak di atas bukit. Tak sampai 10 menit kami menemui padang savanna luas
yang tersembunyi di balik rimbun pohon. Ini dia surga alam liar di Cagar Alam
Pananjung. Rumput hijau tertata rapi bak karpet yang terhampar, saya pun
berlarian menikmati suasana ini dan langsung merebahkan tubuh di rerumputan. Sekilas
padang savanna ini meniatur dari Taman Nasional Baluran di Banyuwangi.
Padang Savanna Cikamal |
Rusa rusa berlarian di tengah padang
savanna yang indah ini. Dan disinipun untuk pertama kalinya saya melihat burung
Rangkong terbang dengan bebasnya di alam liar, tapi sayang momen ini tak dapat
saya abadikan karena keterbatasan Focal Length kamera saya. Sungguh pengalaman
yang tak pernah saya lupakan, duduk di tengah padang savanna ditemani rusa
berlarian dan kepakan sayap burung Rangkong. Tetapi saya tak menemui batang
hidung banteng disini,mungkin mereka sedang berkelana di dalam hutan.
Kemudian perjalanan kami berlanjut mengunjungi salah satu Goa dari puluhan goa yang tersebar di cagar alam ini. Goa lanang namanya, goa ini terletak tidak jauh dari goa jepang di awal perjalanan kami. Akses cukup mudah, hanya tinggal mengikuti papan penunjuk arah maka kitapun akan sampai. Dinamakan goa lanang dikarenakan di dalam goa terdapat sebuah stalaktit yang mirip bayi laki laki.Goa ini tidak terlalu panjang, hanya sekitar 30 meter masuk ke dalam. Menurut saya goa ini cukup menarik untuk dijadikan objek jepretan kamera kita.
Goa Lanang |
Cagar Alam Pananjung juga terdapat
beberapa peninggalan sejarah yang cukup menarik untuk keita jelajahi. Mulai
situs batu tulis, goa peninggalan jepang, goa rengganis dan masih banyak lagi.
Karena keterbatasan waktu kami tidak bisa sepenuhnya mengeksplore kawasan ini,
sepertinya 1 haripun tak cukup untuk mengunjungi tempat tempat indah dan
rahasia di Cagar Alam Pananjung Pangandaran.
Situs Batu Kalde |
Sedikit cerita dari saya ini mungkin
bisa dijadikan referensi sebelum berkunjung ke kawasan wisata Pangandaran. Mari
kita langkahkan kaki untuk kembali menemukan keindahan keindahan di Negeri kita
tercinta ini. Salam Travellers J
2 komentar
referensi tempat wisata baru :)
ReplyDeleteYuk dikunjungi :)
Delete