Dataran tinggi Dieng merupakan
desa tertinggi di Pulau Jawa, tempat ini bagaikan negeri di atas awan.
Terhampar di ketinggian 2.000 m di atas permukaan laut membuat udaranya sejuk
dan menyegarkan serta sering ditutupi kabut tebal. Karena keindahannya yang
menakjubkan inilah diyakini bahwa Dieng dipilih sebagai tempat yang sakral dan
tempat bersemayamnya dewa dewi. Dieng berada sekitar 30 Km dari kota Wonosobo
dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Banjarnegara. Dataran tinggi ini
memiliki banyak kawasan wisata menarik yang tersebar diantara gunung gunung
berapi.
Nama ‘Dieng’ sendiri berasal dari
bahasa Sansekerta yaitu “Di” yang berarti tempat yang tinggi dan ”Hyang”
yang artinya tempat para dewa dewi. Diartikan kemudian sebagai tempat kediaman
para dewa dan dewi. Ada juga yang mengartikannya dari bahasa Jawa yaitu “adi”
berarti indah, berpadu dengan kata “aeng” yang artinya aneh. Memang banyak
pesona yang akan kita dapatkan jika kita mengunjungi tempat indah ini.
Tulisan saya kali sedikit
menceritakan tentang perjalanan kami kearah timur Pulau jawa dari ibukota untuk
mengejar sambutan matahari di tempat yang berbeda. 12 orang bersama sama kami
melakukan lebih dari 400 km untuk sampai di dataran tinggi ini. Perjalanan dari
Ibukota sampai di Wonosobo kami tempuh selama 12 jam. Memang cukup lama saya piker
dan bahkan lebih lama jika saya pergi ke Surabaya dengan transport yang sama
melalui jalur darat, entah kenapa..haha. Tapi biarlah yang penting kami semua
dapat selamat sampai di Kota Wonosobo.
Secara sekilas kota kecil ini
tampak bersih, indah dan sejuk, sungguh kota yang nyaman dibandingkan dengan
Jakarta yang telah penuh dengan asap kendaraan bermotor. Tiba di terminal
Mendolo kami langsung bersih diri dan mengisi perut yang keroncongan. Keramahan
dan kultur jawa kembali saya rasakan di warung kecil ini, sambutan mereka
tampak menyenangkan begitupun dengan sopir bus yang akan kita carter, semuanya
menampakkan keramahan dan keadaan seperti ini yang jarang saya dapatkan di
Ibukota.
Bis Carteran |
Oke singkat cerita kitapun
langsung menuju tujuan kita Dataran Tinggi Dieng. Tak butuh waktu lama untuk mencapainya,
hanya sekitar 60 menit kita telah memasuki kawasan dieng. Jalur yang berliku
liku beraspal mulus, disisi kanan tampak menjulang gagah Gunung Sindoro
menambah keindahan perjalanan kita. Tujuan awal di hari pertama ini adalah
menikmati wisata wisata di kawasan dieng, dan destinasi pertama kami adalah:
--- Kawah
Sikidang ---
Dataran Tinggi Dieng termasuk
salah satu kawasan yg memiliki kawah terbanyak di Indonesia antara lain Kawah
Sikidang, Kawah Sileri, Kawah Timbang, Kawah Sibanteng, Kawah Candradimuka dll.
Kali ini kami akan mengunjungi salah satu kawah yang paling menarik yaitu Skidang. Kawah sikidang
merupakan objek wisata kawah utama dan paling terkenal di Dieng. Memasuki
kawasan kawah berjejer warung souvenir dan oleh oleh. Pedagang masker pun
tampak menjajakan dagangannya, memang jika kita tidak terlalu tahan dengan bau
belerang bisa membeli masker untuk. Tampak dari jauh sikidang ini tampak
seperti Kawah Gunung Papandayan, tapi ini versi mininya. Cuaca sangat cerah
menambah keindahan kawah ini.
Kawah Sikidang |
kawah sikidang merupakan arti
bahasa jawa yang berarti si kijang atau si Rusa dinamakan seperti itu
dikarenakan air dari kawah ini meloncat loncat seakan seperti kijang yang sedang
melompat. Kita juga harus berhati hati ketika mendekati kawasan kawah, bau
belerang yang sangat menyengat, asap belerang yang panas. Kawah ini merupakan dapur magma yang masih
aktif maka dari itu dituntuk kewaspadaan kita selalu.
Seorang wanita setengah baya
berdiri di tengah padang tandus itu dengan mengenakan caping dan penutup
hidung. Sebuah karung terhampar dengan bongkahan-bongkahan belerang ditata rapi
diatasnya. Batu-batu itu dijual kepada para pengunjung sebagai souvenir khas
Kawah Sikidang.
Kawah ini memang masih menjadi surga bagi para penduduk yang
menggantungkan hidupnya pada kegiatan menambang batu belerang. Meskipun baunya
sangat menyengat, namun uap yang mengandung belerang ini dipercaya berkhasiat
untuk menghaluskan kulit dan menghilangkan jerawat. Tak jauh dari lokasi juga
terdapat kuda putih yang gagah, kuda ini disewakan untuk digunakan sesi Foto.
Memang tampak gagah jika kita bisa berfoto ala koboi diatas Kuda Putih dengan
berlatar kawah aktif Sikidang.
Foto Keluarga Di Bibir Kawah Sikidang |
Peringatan |
-- Telaga
Warna --
Objek wisata selanjutnya yang
kita kunjungi adalah telaga warna. Ditembuh hanya 5 menit naik kendaraan dari
Kawah Sikidang, kita akan bertemu gerbang masuk kawasan telaga warna. Kita
diwajibkan untuk membayar retribusi sebesar 2 ribu rupiah untuk menikmati
nuansa alam di telaga warna, sungguh harga yang sangat sangat murah.
Gerbang Masuk Telaga Warna |
Dinamakan Telaga Warna karena
fenomena alam yang terjadi di tempat ini yaitu berupa pergantian warna air dari
telaga tersebut. Terkadang berwarna hijau dan kuning atau berwarna warni
seperti pelangi. Fenomena ini terjadi karena di dalam air tersebut terdapat
kandungan sulfur cukup tinggi sehingga saat sinar Matahari mengenainya maka
warna air telaga nampak berwarna warni. Memasuki kawasan telaga kita langsung
disambut dengan air berwarna hijau tosca, Romantis mistis itulah kata yang
tepat untuk menggambarkan nuansa disini, udara dingin menyelimuti seiring
dengan datangnya kabut, benar benar nuansa yang menyenangkan.
Kabut Romantis Mistis |
Kita dapat menyusuri tepian
telaga ini dan ada juga balkon kecil untuk duduk bersantai sambil menikmati
udara dan keanekaragaman fenomena alam yang mengelilinginya dan di antara
rimbunnya pepohonan, Anda bisa menyaksikan keindahan telaga berwarna-warni ungu
cantik, bergradasi dengan warna hijau di tengah, dan hijau pucat di pusat
telaga.
Hijau Tosca |
Tidak jauh dari telaga warna dan
hanya bersebelahan terdapat telaga cantik lainnya yatiu Telaga Pengilon. Telaga
ini dapat digunakan untuk bercermin karena airnya yang jernih. Penduduk
setempat menyebutkan bahwa danau ini bisa mengetahui isi hati manusia. Mungkin
kalian penasaran, mengapa tidak mencoba datang dan lihat rupa wajah kalain di
air telaga ini.
Salah Satu Sisi Telaga Warna |
Di sekitar Telaga Warna Dieng
tedapat beberapa gua yang juga patut untuk dikunjungi seperti Gua Semar
Pertapaan Mandalasari Begawan Sampurna Jati. Di depan gua ini terdapat arca
wanita dengan membawa kendi. Gua ini juga memiliki kolam kecil yang airnya
dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan membuat kulit jadi lebih
cantik. Ada juga Gua Sumur Eyang Kumalasari, dan Gua Jaran Resi Kendaliseto. Selain
itu, ada pula Batu Tulis Eyang Purbo Waseso.
Gua-gua di sekitar kawasan ini sering dijadikan sebagai tempat meditasi.
Foto Keluarga |
-- Candi
Arjuna --
Eksotisme peradaban jaman
kerajaan bercampur dengan suhu dingin pegunungan merupakan perpaduan sempurna
yang akan kita temukan jika kita berkunjung ke Komplek Candi Arjuna Dieng.
Candi yang telah berdiri menantang dingin pegunungan ini telah berdiri sejak
abad ke 7. Candi yang berada di ketinggian 2093 mdpl ini merupakan wisata
budaya dan alam sekaligus. Untuk memasuki kawasan candi kita tidak akan ditarik
tiket kembali jika kita telah mengunjungi kawah Sikidang karena masih dalam 1
payung pengelola yaitu Kabupaten Banjarnegara.
Candi Arjuna |
Setelah gerbang masuk kami
disambut dengan hembusan dingin kabut yang melintas, sekali suasana romantis
mistis merasuki diri. Suasana yang teduh dan dingin di siang itu namun sayang
pemandangan pegunungan yang biasanya menjadi latar candi sejenak hilang
tertutup kabut. Melangkahkan kaki kembali kita akan disambut dengan candi candi
yang seolah tak terpengaruh segala
perubahan cuaca dan musim selama ribuan tahun lamanya, beberapa candi yang
berada dalam satu kompleks itu tetap kokoh
berdiri. Mengabadikan situs kuno bersejarah ini dari berbagai sisi adalah hal yang layaknya tidak dilewatkan. Anda dapat berfoto dan bahkan memasuki ruang di bagian dalam candi untuk menyaksikan dari dekat mahakarya warisan leluhur yang masih utuh meski terus-menerus disepuh zaman. Berikut beberapa potret keadaan candi pada saat kita berkunjung.
Keluarga Pecel Lele |
Menurut beberapa sumber yang saya abaca komplek Candi Arjuna ini dibangun pada 809 M, Kompleks Candi Arjuna merupakan
candi hindu tertua di Pulau Jawa dan tempat pemujaan Dewa Siwa. Hal ini
didasarkan keberadaan Lingga dan Yoni di dalam candi utama. Selain itu,
ditemukan pula beberapa arca, seperti Dewi Durga, Ganesha, dan Agastya yang kini
tersimpan di Museum Kailasa Dieng. Kompleks Candi Arjuna ini ditemukan pertama
kali tahun 1814 oleh seorang tentara Inggris, yaitu van Kinsbergen. Saat
ditemukan, candi-candi tersebut terendam air rawa-rawa, berbeda dari kebanyakan
candi lain yang biasanya terendam tanah. Proses pengeringan air rawa baru
dimulai lebih dari 40 tahun kemudian. Rumput hijau seperti karpet tampak tumbuh
subur di pelataran candi, membingkai kerikil yang memenuhi pelataran terdekat
dengan candi.
-- Kuliner --
Mie ongklok, yap satu kuliner
khas dari Wonosobo yang harus kita cicipi. Katanya sih belum ke wonosobo kalau
belum mencoba mie ini, suatu kata kata yang mungkin menjadi beban untuk kita.
Oleh karena itu mau tak mau kita harus mencari tempat makan mie paling enak
disini, itulah tekad kami setelah lelah melangkah di objek objek wisata yang
sebelumnya kita singgahi. Dengan bantuan pak Sopir bis carter kami Pak
doremifasol merekomendasikan mie ongklok paling enak di wonosobo. Singkat
cerita setelah sampai ditempat yang dituju, mie ongklok plus sate sapi telah
tersaji di depan kita. Tak banyak bicara kami sikat habis semua.
Mie Ongklok + Sate Sapi |
Tapi apa yang dinamakan mie
ongklok itu??, Ongklok ternyata memiliki arti sendiri. Disebut mie ongklok
karena sebelum disajikan mie ini diramu dengan sayuran kol segar dan potongan
daun kucai. Kol dan daun kucai merupakan sayuran khas Wonosobo. Kucai sendiri
adalah daun yang terkenal sebagai penurun darah tinggi. Setelah dicampur di
sebuah gayung dari bambu, campuran mie dan sayuran tadi dicelup-celupkan selama
beberapa menit di air mendidih. "Inilah yang disebut diongklok. Mie secara
berulang-ulang dicelupkan di air mendidih. Cara pembuatan mie seperti ini hanya
ada di Wonosobo.
Tak hanya mie ongklok dieng ini
memiliki banyak ke khasan tersendiri, salah satunya adalah carica. Ini adalah
buah khas dieng, berbentuk seperti papaya tapi berbentuk mini dan hanya
ditemukan di daerah dieng sungguh aneh ya. Kamipun menyempatkan untuk membeli
buah carica yang telah diolah untuk dijadikan oleh oleh. Rasa dari olahan
carica ini menyegarkan dan manis yang membuat lidah ketagihan.
Buah Carica (Sumber) |
Oleh Oleh Manisan Carica |
Tak hanya makanannya saja yang
khas tetapi penduduknya juga memiliki keistimewaan tersendiri. Di dieng
terdapat anak anak berambut gimbal. Sebagian besar pasti langsung teringat akan
Bob Marley yang menyanyi di pinggit pantai jika melihat anak anak gimbal ini,
tapi bukan seperti itu. Pada suatu fase, tiba-tiba rambut mereka berubah gimbal
dengan sendirinya. Berbagai penelitian untuk menyelidiki penyebabnya secara
ilmiah belum membuahkan hasil. Pada kesehariannya anak-anak ini tidak berbeda
dan tidak diperlakukan spesial dibandingkan teman-temannya. Hanya saja mereka
cenderung lebih aktif, kuat dan agak nakal. Apabila bermain dengan sesama anak gimbal,
pertengkaran cenderung sering terjadi antara mereka. Warga Dieng percaya bahwa
mereka ini adalah keturunan dari pepunden atau leluhur pendiri Dieng dan ada
makhluk gaib yang "menghuni" dan "menjaga" rambut gimbal
ini. Gimbal bukanlah genetik yang bisa diwariskan secara turun temurun. Dengan
kata lain, tidak ada seorangpun yang tahu kapan dan siapa anak yang akan
menerima anugerah ini.
Anak Berambut Gimbal (Sumber) |
Rambut gimbal tidak akan selamanya bersarang di kepala
si anak gimbal. Melalui sebuah prosesi, rambut ini harus dipotong karena ada
kepercayaan bahwa jika dibiarkan hingga remaja maka akan membawa musibah bagi
si anak dan keluarganya. Prosesi pemotongan tidak boleh sembarangan. Anak
gimbal sendiri yang menentukan waktunya. Jika dia belum meminta, maka gimbal
akan terus tumbuh walaupun dipotong berkali-kali. Selain ritual-ritual yang
harus dilakukan, sang orang tua juga harus memenuhi permintaan anaknya. Apapun
permintaan mereka, seaneh dan sesulit apapun, harus disediakan pada saat
prosesi pemotongan rambut.
Karena waktu yang semakin
terbatas kami tak bisa mengunjungi satu persatu tempat wisata disini dan
menyaksikan kehidupan penduduknya lebih dekat lagi, Tetapi lain waktu kami
bertekad untuk mengunjungi tempat indah ini kembali. Tapi memang tujuan kami
sesungguhnya masih di kawasan dieng ini tapi ingin mencari sebuah tantangan
yang berbeda dan anti mainstream. Nantikan saja tulisan saya selanjutnya yang
akan menceritakan perjalanan mengejar matahari demi untuk mendapatkan tempat
bermalam.
13 komentar
nice post mbak, foto2nya juga keren :)
ReplyDeleteIni yang nulis cowok lho mas :)
DeleteSalam
ReplyDeleteBerbagi Kisah, Informasi dan Foto
Tentang Indahnya Indonesia
www.jelajah-nesia2.blogspot.com
www.jelajah-nesia.blogspot.com
beberapa waktu lalu juga pernah kesana,, dingin banget gan !!
ReplyDeleteIya dingin mas.. Apalagi waktu kabutnya turun.
Deletepemandangannya adem bgt ya mas..
ReplyDeleteseperti di surganya dunia.. :D
amazing sekali..
Indonesia itu indah sekali :)
DeleteLengkap banget ceritanya, pas buat referensi wisata ke Dieng
ReplyDeleteThx, hanya sekedar berbagi informasi
DeleteAkhirnya misi Dieng selesai, yuhuuu!!!
ReplyDelete1. Telaga Warna (Treking muterin Telaga Warna lewat jalur berlumpur)
2. Kawah Sikidang (Yang emang mirip Papandayan)
3. Candi Arjuna (Ketemu badut Masha yang duduk sendirian dengan tenda rei)
4. Prau (Bagian terindah dari misi Dieng)
Ngelakuin perjalanan berlima. 2 cewek (aku dan Bulan) serta 3 cowok yang baru kenalan Jumat sore di daerah Mampang (Jadi 2 cowok itu temennya temen Bulan). Berasa banget kalau yang namanya perjalanan itu tetap membahagiakan, baik sama teman akrab atau yang baru dikenal sekalipun.
Bahasa aku ribet amat ribeeet
Wahhhh mantappp, lengkap banget ceritainnya :p , 3 cowok itu bisa jadi jodoh juga lhoo.. eaaaa
DeleteJUAL BONGKAHAN BACAN DOKO SUPER
ReplyDeleteASLI DARI HALMAHERA SELATAN ( PULAU KASIRUTA )
BAHAN BACAN SUPER KRISTAL MALUKU UTARA.
Kondisi bahan ;.
- Bahan / rough bacan doko asli bukan sintetis.
- Bahan tua (galian lama).
- Kualitas super kristal- Sudah tembus.
- Bahan keras dan padat.
- Siap gosok poles.
- Daging utuh, tanpa kapur.
- Tidak rapuh, tidak mudah pecah / retak.
- Deskipsi sesuai apa adanya, harap diperhatikan dengan baik
Daftar harga :
1 0ns ; Rp 500rb
5.ons Rp.1.250.000
1.kg Rp 2.500.000
5 kg Rp 6.000.000
10 Kg Rp 8.000.000
15,kg Rp.10,000,000,
Melayani Pembelian Per Kilo Dan Per Ons Untuk Bongkahan
Kita Juga Melayani Pembelian Luar Daerah Dan Luar Kota
setiap pembelian perkilo dapat bonus 1 permata batu bacan dan bongkahan batu bacan ukuran kecil Origin untk yg mau pesan hub ;
Hp.082347225054
pin :2A846D86
#.stock terbatas
Siapa cepat dia dapat
Bagi yg merasa sudah minat dan ingin transaksi pembelian dengan kami,
Adapun cara yg kami sediakan:COD bisa silahkan datang ke alamat saya di daerah Halmahera selatan
Alamat:Jl.Buana Seli No.76 Rt 016 / Rw 002,Desa Labuha,Kecamatan Bacan,halmahera selatan maluku utara,dan bagi peminat batu bacan di luar kota bisa kami kirim melalui jasa pengiriman seperti:JNE/TIKI/KANTOR POS,
*Bagi peminat luar kota silahkan dikirim fotmat pemesanang sebagai berikut:
-Nama Lengkap
-Alamat lengkap
-No HP(Hendpoon) yang selalu aktif
-Jika sudah di isi formatnya silahkan CALL/SMS di nmr sebagai berikut:
Hp.082347225054
pin :2A846D86
jika barang sudah kami kirim,kami berikan no.resi pengiriman barang yang anda pesan,dan kami sengaja melayani pembelian luar kota ,kami ingin cari rekan bisnis jual bongkahan batu bacan di luar kota dan siapa tau ada yang minat hubungi kami terimah kasih.Wassalam
Kami menjual product-product Rei Original, detailnya bisa dilihat di Web kami https://outdoorgearstore.id/.
ReplyDeleteTerima kasih