Mountaineering
Gunung Pangrango - Perjuangan Menggapai Lembah Kasih Mandalawangi
1/22/2014setapakkecil
-- Perijinan--
Gunung Gede Pangrango
merupakan salah satu gunung di jawa yang cukup ketat dalam pemberian ijin
pendakian. Ada 3 jalur resimi untuk mencapai Puncak Gunung Gede maupun
Pangrango yaitu Cibodas, Gunung Putri, dan Selabintana. Namun jika kita ingin
melakukan pendakian ke Gunung Pangrango alangkah baiknya kita mengambil jalur
Cibodas, karena jarak tempuh ke puncak yang pendek di bandingkan dengan 2 jalur
lainnya, dan puncak dapat ditempuh dalam waktu sekitar 8 -9 jam. Gunung Gede
Pangrango bisa dikatakan sebagai salah satu gunung dengan perijinan paling
rumit di tanah jawa, karena kita harus daftar secara online dan melakukan
validasi untuk mendapatkan simaksi secara on the spot. Tata cara pendaftaran dan untuk lebih lengkapnya
bisa langsung mengunjungi websitenya. Disini.
--Jalur Pendakian--
Dalam perjalanan kali
ini kami melalui jalur Cibodas karena jalur paling mudah untuk menggapai puncak
pangrango adalah melewati jalur ini. Dari kantor Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango, pendaki akan mengikuti jalan setapak sampe pos pemeriksaan pertama. Disini
kita wajib untuk melapor kembali dengan menyerahkan Simaksi yang telah kita
urus sebelumnya. Semua barang bawaan akan di cek dan tentunya juga dengan
personil yang mengikuti pendakian harus sesuai dengan yang tertulis di Simaksi.
Setelah melewati pos
pemeriksaan, para pendaki akan melewati jalan setapak batu yang tersusun rapi
dengan kiri kanan diselimuti hutan lebat. Jalur akan tampak rindang dan dingin
karena Pohon pohon tinggi yang membentuk kanopi alami yang menghalangi sinar
matahari masuk. Trek bisa dikatakan landai dan cukup menyenangkan. Sekitar 1
jam berjalan kita akan melewati sebuah jembatan yang membentang di atas rawa
yang biasa disebut dengan rawa gayonggong. Pemandangan cukup menarik menggoda
untuk diabadikan dalam sebuah jepretan kamera. Diatas rawa ini kita dapat
memandang kegagahan Gunung Pangrango yang menjulang dari kejauhan. Berdesir
adrenalin ketika memandang puncaknya, dan membayangkan tantangan apa yang akan
kami hadapi sebelum dapat menggapainya.
Setelah melewati rawa
gayonggong tak lama kita akan sampai di pos telaga biru. Sebuah telaga kecil yang
berwarna kebiru biruan dipinggir jalur pendakian. Terdapat banyak ikan di
dalamnya dan masih terjaga keasriannya. Dinamakan telaga biru dikarenakan
banyak ganggang air tawar biru yang hidup di dalamnya dan seakan seakan akan membuat
airnya menjadi biru.
Berjalan lagi sekitar 60
menit, kita akan sampai pertigaan Pos Panyancangan. Dimana jalur yang mengarah
kekanan adalah menuju air terjun cibeureum dan lurus adalah jalur pendakian
gede pangrango. Kami sempatkan sebentar untuk menikkmati keindahan air terjun
cibeureum sembari melepas lelah. Keadaan cukup ramai dengan pengunjung non
pendaki yang bercengkerama dengan dingin air dan udara di tempat ini. Dirasa
cukup beristirahat dan mengambil beberapa jepretan mengabadikan deras arus
Curug Cibereum kami pun melanjutkan perjalanan kembali.
Beranjak dari pertigaan
air terjun, jalur akan masuk ke dalam hutan yang cukup lebat mengapit dan jalur
akan terus menanjak. Jalur masih tetap berbatu batu tertata dengan baik dan
berkelak kelok. Setelah beberapa lama kita berjalan, jalur akan sedikit menurun
yang menandakan kita sampai di Air panas. Pos air panas adalah sebuah jalur
yang mengharuskan kita melewati air terjun berair panas. Dalam kawasan ini kita
harus cukup berhati hati dikarenakan jalur yang licin, panas, dan tepat di sisi
kanan adalah jurang cukup dalam tempat air panas terjun kembali ke jurang. Jalur berupa batuan licin yang mewajibkan kita berhati hati untuk melangkah. Sekali terpeleset di batu maka cipratan air panas akan langsung terasa di kulit. Kawasan ini juga cocok untuk mandi sauna..hehe.
Selepas dari Air terjun
air panans tak lama berjalan setelah melewati kandang batu kita akan kembali
bertemu dengan air terjun yang cukup indah, sebuah air terjun yang entah apa
namanya. Karena disini tidak ada keterangan yang cukup jelas, namun keberadaannya yang persis disamping jalur pendakian memudahkan kami untuk mengunjunginya. Tanpa pikir
panjang saya pun segera turun dan mengambil beberapa jepretan yang sayang untuk
dilewatkan.
Mendaki gunung Gede Pangrango melalui jalur Cibodas kita akan serasa dimanjakan oleh keindahan alam yang ada, mulai dari deras air sungai, kemegahan air terjun dan belantara hutan. Inilah daya tarik tersendiri jika kita melintas dari jalur cibodas ini, alam akan menyajikan keindahannya yang seakan tiada henti untuk memanjakan mata kita.
Beranjak kembali ke
jalur, setelah 60 – 90 menit kembali berjalan kita akan sampai di kandang
badak. Pos terakhir sebelum percabangan jalur yang akan mengantarkan kita ke
puncak gunung gede atau gunung pangrango. Di pos kandang badak ini kami
sempatkan beristirahat, sholat dan makan. Ada salah satu juga yang menarik di
Jalur Cibodas ini karena sepanjang pos yang ada aka nada banyak Pasukan Nasi
Uduk, yaaaa… mereka adalah para penduduk sekitar yang mencari nafkah dengan berjualan
nasi uduk, kopi dan camilan di setiap pos. Jika kita malas untuk memasak bisa
juga untuk membeli makanan di mereka mereka ini namun dengan harga yang sedikit
mahal tentunya.
Setelah perut terisi
penuh dan tenaga telah pulih inilah saatnya kita melanjutkan perjalanan
kembali. Untuk menuju puncak pangrango kita bisa mengikuti petunjuk arah yang
ada dengan berbelok arah ke arah kanan di pertigaan. Bagi beberapa kalangan
pendaki Pos kandang badak ini merupakan pos terakhir sebelum kembali melanjutkan
perjalanan mencapai puncak pangrango, mereka biasa membuka tenda menaruh semua
barang dan bermalam disini. Banyak yang beranggapan kalau kita jalur pangrango
ini adalah jalur yang berat terlebih lagi jika kita membawa tas besar dengan
muatan yang berlebih, karena diperjalanan akan dijumpai banyak pohon pohon
tumbang. Tetapi bagi para pendaki yang ingin lebih lama menikmati puncak
Pangrango dengan lembah mandalawanginya mereka rela bertempur dengan medan yang
berat dengan membawa semua perlengkapan mereka ke atas, hal ini juga yang akan
kami lakukan dalam perjalanan kali ini. Kami akan membuka tenda di Lembah
Mandalawangi dengan asumsi kita bisa lebih lama menikmati keindahan pangrango.
Oke tanpa membuang waktu
lagi kita mulai mengambil arah kanan dan menyusuri setapak kecil yang ada. Pada
awalnya jalur masih landai tetapi dengan mulai banyak batang batang pohon yang
bertumbangan. Hal ini memaksa kami untuk sedikit membungkuk ataupun melompati
pohon pohon ini. Jalur menuju puncak ini terasa lebih alami dibandingkan jalur
yang kita lalui hingga sampai di kandang badak tadi, karena jalur ke puncak ini
sempit menanjak dengan pohon pohon tumbang seakan jalur ini dibiarkan alami
oleh pihak TNGGP. Tapi hal ini yang semakin memacu adrenalin kami dan sungguh
menyenangkan.
Pohon Pohon Tumbang |
Satu persatu pohon
tumbang kami lalui dan tak terasa tenaga pun mulai terkuras. Akhirnya jalan
kami semakin melambat ditambah dengan jalan yang semakin menanjak tanpa ampun.
Jalur mempunya derajat kemiringan antara 45 – 60. Hal ini memaksa kita lebih
sering untuk beristirahat. Semakin banyak saja tantangan di jalur ini, pohon
tumbang, tanah yang licin dan bahkan di beberapa titik kita harus sedikit
melakukan scrambling atau pemanjatan dengan bantuan tangan. Dan akhirnya 10
langkah berjalan 10 menit beristirahat, serta tak terasa hari semakin sore dan
sang matahari pun tampak sudah engggan untuk menemani kelelahan kami semua.
Ditengah senja kemerahan
diantara kelelahan kami tampak dihadapan kemegahan Gunung Gede, kawah aktifnya
tampak mengeluarkan asap sulfatara serta sekilas tampak jepretan kamera para
pendaki di seberang jauh disana. Sungguh sore yang sangat indah dan tanpa sadar
kalimat syukur pun terucap. Sungguh indah negeri ini. Disaat sinar matahari
benar benar telah hilang dan dingin malam mulai menyapa kami akhirnya mulai
beranjak kembali. Headlamp dan senter pun kami siapkan masing masing dan
berharap sinar ini dapat menuntun kami menapaki setapak kecil dengan benar. Jalan setelah tempat kami beristirahat semakin menyempit namun dengan tanjakan yang masih tetap sama. Aku dimalam yang pekat ini menjadi leader di depan sebagai penunjuk arah. Perlu diketahui jalur menuju puncak Pangrango ini mempunyai banyak percabangan, dan jalan yang benar hanya terdapat pita pita kecil yang dipasang pendaki lainnya. Oleh karena itu perlu kehati kehatian dalam memilih jalur yang benar.
Negeri Sejuta Senja |
Puncak Pangrango |
Tapi bukan puncak ini sebenarnya tujuan akhir kami, Lembah mandalawangi tepatnya dimana kita bisa membuka tenda dan beristirahat. Kami mengambil jalur persis disebelah tugu puncak yang mengarah kebawah, kira kira 15 menit berjalan kami menemui pohon pohon edelweiss dan itu tandanya kita telah sampai di Lembah Mandalawangi. kamipun segera mencari tempat datar dan membuka tenda. Lembah yang seakan tersembunyi diantara puncak Pangrango. Namun pekat malam menyembunyikan keindahan yang sebenarnya. Malam itu mandalawangi tampak cerah dan tak berkabut sama sekali. Bintang bintang tampak gemerlap dibalik malam yang pekat. Tak ingin kehilangan momen saya pun segera mengeluarkan kamera dan mengabadikan beberapa momen malam yang indah itu sebelum masuk ke peraduan mimpi.
Mandalawangi Berselimut Bintang |
Edelweiss Dalam Malam |
Kabut Tipis Di Mandalawangi |
Gunung Salak Di Kejauhan |
Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang-jurangmu
Aku datang kembali
Kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu
Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku
Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta
Malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua
“Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya, tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
terimalah dan hadapilah"
Dan antara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara
Aku terima ini semua
Melampaui batas-batas hutanmu, melampaui batas-batas jurangmu
Aku cinta padamu Pangrango
Karena aku cinta pada keberanian hidup
Mandalawangi |
Bebas Poliooo |
Tak lengkap rasanya berjalan berjalan atau mendaki gunung tanpa mengabadikan momen momen di dalam sebuah rekaman video. Foto memang sudah cukup banyak sudah mewakili rekaman perjalanan kami tapi tampaknya itu kurang bagi saya yang akhir akhir ini keranjingan membuat sebuah video perjalanan pendek. Maka dari itu pada saat melakukan pendakian Pangrango ini saya siapkan semua perlengkapan dengan baik mulai dari kamera, baterai, dan memory card. Namun hasil penggabungan potongan video yang saya buat mungkin masih tampak seperti video amatiran, tetapi tak apalah yang penting dapat merekam memory indah menggapai Gunung Pangrango ini. Salam bebas polio, woyoooooooo
82 komentar
wow pangrangooooo...
ReplyDeletewiih keren :D, saya juga nanti tanggal 4 april nanjak ke pangrango kang hehe. Mau tanya dong jalur ke mandalawangi gak sulit kan? takutnya nyasar atau tersesat maklum masih pemula :) mohon infonya kang. maturnuwun :)
ReplyDeleteJalur cukup jelas ikuti saja tali2 bendera kecil yang terpasang di ranting pohon. Jalur dengan kemiringan curam dengan banyak pohon tumbang, sangat menguras tenaga :)
DeleteOkay, terima kasih infonya kang :) #SEMANGAT
Deletebeneerr.. kalo jalan malem kudu extra hati2, selain licin jg suka gak keliatan pita2 petunjuknya. kemarin 21-22 juni naik ada bbrapa jalur pintasan yg ditutup.
Deletesempet dapet bonus ujan,, liat bbrp temen hikers yg hampir hypo juga.
sampe di mandalawangi masihh gerimis..sampe jam 3pagi, liat jam... -3 derajat hahaha (serius) temen di camp sebelah sampe nggigil kedinginan. sleeping bag dobel trashbag tembus dinginnyaaa...
oiyaa.. pas banget lagi blossom. edelweisnya pada mekaraaan,, kereeen!
Wahhh sampe -3 mah udah gak kuat ane bang, hehehehe. Tapi itulah asyiknya mendaki gunung. Salam Lestari :)
DeleteKeren...
ReplyDeleteThanks, matur suwun :)
Deletekeren bro... mo nanya jalur pangrango masih sama bro thx.. salam damai
ReplyDeleteThanks mas :) , jalurnya ya seperti itu penuh dengan pohon tumbang.
DeleteRencana saya akan naik k pangrango awal april pas pembukaan pertama april2015 skrg,, kmren pun saya th baru di danau mandalawangi d buper camp cibodass,,,
ReplyDeleteSdh gk sabarr
Wahhh boleh tuh ajak ajak mas, kangen pangrango juga :(
DeletePengen banget bisa liat Mandalawangi, lembah kasihnya Soe Hok Gie itu secara langsung :')
ReplyDeleteAyo segera direncanakan kesana supaya mimpinya segera tercapai :D
DeleteSalam Mas, kami sekumpulan pendaki dr Malaysia ingin ke Mt. Gede dan Mt. Pangrango pada April 2015 nanti. Bisa dapat info untuk guide di sana mas?
ReplyDeletePada saat booking pendakian saja.. atau bisa menghubungi pihak Taman Nasional Gede Pangrango. Disana banyak guide jika memang perlu.
DeleteInformasi pendakian ke Gede Pangrango yang lengkap, terima kasih salam kenal dari lereng Rinjani
ReplyDeleteMantap lengkap informasi pendakian ke Gede Pangrarango, salam kenal ke Rinjani mampir tempat kami di Senaru
ReplyDeleteNah nah, gunung yang agak deket aja belom kesampaian selain Papandayan dan Pulosari.
ReplyDeleteNggak mau bikin acara ke Pangrango lagi bang tahun ini? *kode*
Ga ahhh, capek naik gunung -___-
DeleteYaelaaah, kegayaan amat lu bang nggak mau capek. Terus maunya naik apaan? Pelaminan? Abangnya kan jomblo bukan???
DeleteTaun segini masih jomblo??
Deleteayoo.. ikut gabung ke pangrango tgl 11
Deleteada tamu dari jogja nihh..ahahha
Capek bangg...udah ga kuat :p
DeleteBang edy ngajakin bang dikta ke Pangrango?
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteInsha Alloh dlaam waktu dekat mau ke sana juga. mudah-mudahan cuaca mendukung supaya bisa dapet hasil jepretan keren-keren kaya abangnya.. hehe
ReplyDeleteboleh tau itu pake kamera apa?
Aminnnn...pake kamera dslr canon mbak
DeleteCanon banyak jenisnya keleus abang ganteng.. !-_-
DeleteCanon 650 D mbak...haha
DeleteKa,kalo mandalawangi itu adanya di puncaknya banget atau gmn? Nah kalo alun2 surya kencana itu dimananya?
ReplyDeleteMandalawangi berada 5 menit dr puncak Pangrango, Kalo surya kencana ada di Gunung Gede
DeletePangrango
ReplyDeleteAslmkum,bgmn kbr pendakian gng pangrango saat ini....?anak sy blum kasih kbar
ReplyDeleteCoba hubungi pihak taman nasionalnya saja pak
DeleteAh..baca tulisannya jadi kangen Mandalawangi..
ReplyDeleteLangsung cuss berangkat lagi mbak.. hehe
DeleteInsyaallah mau kesana libur semester ini :D kata temen mandalawanginya keren..
ReplyDeleteKata Pak Presiden juga keren banget lohhh :D
DeleteFoto malem nya keren hahaha itu pke camera apa yah? Beruntung ga kabut
ReplyDeleteIyaa beruntung banget ga kabut.. pake kamera Canon 650 D
Deletebaca ini jadi ingat moment2 nanjak ke Pangrango, kangen indahnya Mandalawangi
ReplyDeletekeren
lengkap
Ayo nanjak mandalawangi lagi mbak :D
DeleteMandalawanginya awesome. jadi ada niatan pengen kesana
ReplyDeletetulisannya bagus, jatuh cinta sama puisinya
Thanks mbak udah mampir, tapi biar lebih lengkap ya harus cepetan mampir ke Mandalawangi juga. Siap siap ketemu sama jalurnya yang aduhai :D
Deletemantabbb.....foto & video nya keren2....
ReplyDeleteTerima kasih banyak :D
DeleteAda temen yang mau ke Pangrango ga Mas, dalam waktu dekat...
ReplyDeletekita pengen gabung, masalahnya kurang anggota.... Thx
ditunggu jawabannya....
Gunung Gede Pangrango masih tutup ini mas, kayaknya april deh baru buka lagi
DeleteSalam, Bang klo dr kandang badak sampe puncak pangrango brapa jam kira2, sama camp d mandalawangi ada air ga ?? Ane kira2 harus brangkat jam brapa supaya dpt sinrise d puncak pangrango bang ?? ane tgl 5 mei insya Allah mu ksana . . makasih bang, salam Pendaki Tangerang
ReplyDeleteKalau dari kandang badak sekitar 2 - 3 jam jalan santai bang. Mending ga usah camp di kandang badak langsung mandalawangi saja, karena disana ada mata air dan suasana damai di mandalawangi yang sayang untuk dilewatkan kalau hanya singgah sebentar.
Deletebang kalau sunrise di puncak pangrango dapet view bagus gak.
ReplyDeletesoalnya mau double summit tp ngecamp pertama di mandalawangi, masih mikir mau turun ke kandang badak trus lanjut gede sblm shubuh atau sunrise dl.
Mending sunrise dulu saja mas daripada sunrise di tengah jalan. View ada tapi ga terlalu terbuka seperti di puncak gunung gede mas.
Deletebang, itu puisi nya buatan abang???
ReplyDeleteItu bikinan Alm. Soe Hok Gie .. mana bisa aku bikin kata sepuitis itu :)
Delete
Deletehehe iya kang, baru ngeh sekarang itu puisi alm Soe Hok Gie
tanggal 1 juli mau kesana, saya pemula. thanks buat infonya.. jika ada rekan2 yg mau bareng, silahkan email yohanes.sembiring@cbn.or.id salam lestari
ReplyDeleteSama sama, salam lestari
Deletemembaca ini sy jadi terharu dan mataku ber kaca2.... Aku kembali tringat saat aku masih remaja.. skitar tahun 1972 dst... hampir 2 minggu 1x aku dan tman2 serta banyak grup pencinta alam lainya... mudahnya kami naik turun dan kluar masuk pangrango gede cibodas..... Aku masih bisa membayangkan indahnya dipuncak kedua gunung itu... dinginya dan nafas berasap pun bisa kubayangkan ketika bangun pagi dan kluar tenda di lembah mandalawangi... Saat itu jika turung gunung dapat aku tempuh hanya dengan waktu 90 menit.... karena kami sering balapan lari kalau turun gunung,, walau ransel cukup berat tergantung di punggung.... Sepi dan sempitnya kandang badak badak waktu itu masih bisa kubayangkan... dengan sebuah cerobong asap dan dasar bangunan yg masih tersisa waktu itu. Saat itu, rumah penduduk didesa sekitar kaki gunungmenjadi basecamp kami sebelum brangkat saat subuh... Masih teringat dengan nenek Komeng dan Aki" pmilik rumah tmpat kami menginap. mereka sudah almarhum skitar 25 tahun yg lalu.... Dan usiaku saat ini sudah 58 tahun... namun banyak orang mengira usiaku saat ini masih 40 an... itu karena dulu aku adqlah pencinta alam bahkan sampai skarang.... Masih kuatkah aku naik ke puncak gunung itu saat ini???? Aku yakin masih bisa... tapi tentu speed sudah berkurang.. walaupun saat ini hampir tiap hari saya bersepeda ke kantor demi menjaga kesehatanku...... Trimakasih utk situs ini yg membuat aku teringat akan indahnya masa remajaku.... (Ronnie Endey)
ReplyDeleteSama sama Pak Ronnie Endey, terima kasih juga telah berbagi cerita tentang keadaan Gede Pangrango pada masa lalu. Membaca cerita bapak saya ikut membayangkan betapa asiknya masa remaja bapak dulu, dan pasti gunung ini masih alami, bersih dan sepi tak seperti pada saat ini perlahan lahan rusak oleh sampah dari para pendaki.
DeleteSama-sama Tksh... saya punya 2 foto jadul (1973) situasi kandang badak n mandalawangi. Bgmana caranya untuk bisa saya share disini ?
ReplyDeleteDisini tidak bisa untuk share foto pak, karena keterbatasan fitur mungkin.
Deletemas maaf saya mau tanya emang iya bukan klo naik ke pangrango ga boleh nyalain Api di malam hari?? saya denger2 katanya mitosnya begitu
ReplyDeleteIya bener banget mas, ga boleh bikin api anggun kalo naik gunung. Mitosnya sih sering bikin kebakaran hutan di gunung, Eh ini bukan mitos sih tapi fakta.. hehe
Deleteindah bener, belum kesampean ksini gw
ReplyDeleteSegera cuss bang
Deleteinfonya bagus, dan sangat membantu.. terimakasih :)
ReplyDeleteMas, yang di Mandalawangi debit mata airnya banyak gak? Kalo untuk masak, bikin kopi, dll, bisa ngandelin mata air atau perlu bawa dari bawah? Tks.
ReplyDeleteMandalawangi debitnya banyak jadi tak perlu bawa banyak air dari bawah mas
DeleteBang Dikta, akhir bulan ini rencana saya mau ke Pangrango sm temen2, serius di madnalawangi airnya banyak bang? soalnya kata temen ga ada air jadi camp di kandang badak aja. saran dong bang, enaknya mulai nanjak jam brp ya biar ga kesiangan? soalnya rencana naik dr cibodas pagi2.
ReplyDeleteDulu waktu aku kesana sih ada mata air dan jadi kayak sungai kecil gitu. Tapi entah kalo sekarang udah kering y.. Kalau ngecamp di kandang badak paling enak berangkat subuh2 biar ga terlalu siang tiba di puncak
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteBang dikta minta info dong
ReplyDeleteKalo misalkan dari kandang badak ke puncak pangrango jelas ga?
Maksudnya bercabang gimana bang?
Rencana nanti summit berangkat subuh
Maaf pemula bang makasih
Jalur jelas kok bang, tinggal ikuti saja pasti sampe puncak pangrango
DeleteKeren bang fotonya apalagi pemandangan malam hari dilembah mandalawangi dengan jutaan rasi bintang yang cerah
ReplyDeleteIya bang, momennya memang pas. Cuaca juga sedang cerah cerahnya, makasih udah mampir bang :)
DeleteBang dikta minta saran nya dong untuk pemula lebih enak lewat jalur mana ya ? Cibodas apa gunung putri ?
ReplyDeleteMas itu yang foto di air panas emang ga bahaya ya . bisa sampai sedeket itu .
ReplyDeleteShort film nya bagus
ReplyDeleteMas utk tanya yang naik gunung nama x2 dengan siapa ?apakah bisa ?krn ada saudara katanya naik gunung phangrango kok hp off terus.
ReplyDeleteYaampun kusuka bngt sama puisinya, dan ketika kalian membacakan puisi itu disana. Sukaa
ReplyDeleteIngin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya: Tshirt Dakwah Islam
ReplyDeleteMau Cari Bacaan yang cinta mengasikkan, disini tempatnya Cinta Karena Allah