Mountaineering
Travelling
Gunung Rinjani - Sembalun Desa Para Pemimpi [Part 1]
6/16/2014setapakkecilSembalun Lawang adalah sebuah desa kecil yang berlokasi di sebelah utara kaki Gunung Rinjani. Tepatnya berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Desa kecil yang indah di ketinggian sekira 1.156 m ini menyuguhkan pemandangan alam yang indah sekaligus menjadi salah satu jalur populer titik awal pendakian ke Gunung Rinjani (3.726 mdpl).
Pada tulisan saya mendaki Gunung
Rinjani ini saya bagi dalam beberapa bagian, karena panjangnya perjalanan dan
banyak cerita menarik di dalamnya. Oleh karena itu akan saya coba menuangkan
semua itu dalam tulisan sekuel Rinjani ini.
Atau buat kalian yang malas untuk
membaca tulisan saya bisa klik video dibawah. Video pendek yang merangkum semua
perjalanan kami 5 hari menjelajah keindahan Gunung Rinjani
****
Bulan mei 2014 adalah bulan yang mungkin sangat special untuk para traveller di negeri ini. Bagaimana tidak ada 3 kali hari jumat yang kejepit dengan tanggal merah di hari kamis. Juga ada minggu fenomenal dengan 3 kali hari kejepit, sungguh luar biasa sungguh anugerah yang tak ternilai bagi kami para pekerja, sungguh sesuatu yang belum pernah aku temui selama menghirup udara di dunia, sungguhhhhh…ahh sudahlah jangan terlalu lebay juga disini. Kami sebagai pecel lele sejati A.K.A pendaki cepat lelah lemes letoy, radar pencari hari libur pun telah mencium fenomena bulan mei 2014 ini semenjak akhir tahun 2013. Saya pun berharap ada sebuah perjalanan panjang untuk memanfaatkan minggu fenomenal ini, bagaimana tidak hanya dengan cuti 3 hari kita bisa mendapat libur sebanyak 10 hari full. Kurang apa lagi coba, yang kurang hanyalah duitnya. Tak perlu berpikir panjang akhirnya saya dan team dengan mudahnya memutuskan Pulau Lombok adalah destinasi yang tepat untuk berlibur, tepatnya kita akan mendaki Gunung Rinjani.
13 orang pun terkumpul dalam
perjalanan kali ini yaitu Saya sendiri, Dino, Rendi, Yohan, Ridwan, Imam,
Fahmi, Eko, Ados, Doni, Dwi, Dilla, dan Suci. Sebuah jumlah yang cukup banyak
menurut saya untuk perjalanan yang lumayan jauh menuju Lombok. Ya tapi inilah
yang seorang traveller addict ada satu yang meracun lainnya pasti akan ngiler,
segera terjerumus ke jurang yang paling dalam dan akhirnya dompet jebol untuk
menebus tiket. Ahh tapi sudahlah duit masih bisa dicari tapi kebersamaan adalah
hal yang mahal dan susah untuk didapatkan.
Kita pun segera mencari tiket
penerbangan untuk lebih menghemat waktu tapi tentunya dengan harga yang
serendah mungkin. Oke akhirnya setelah kita mencari cari tiket ternyata banyak
pilihan penerbangan dengan berbagai harga. Dan akhirnya setelah berbagai
pertimbangan 8 orang termasuk saya memilih jalur darat terlebih dahulu menuju
Surabaya kemudian dilanjutkan dengan pesawat menuju Lombok Praya dengan
perhitungan biaya yang tentunya paling murah jika menggunakan pesawat. Mbak Dwi
dengan alasan efisiensi waktu memilih untuk langsung terbang ke Lombok dari
bumi parahyangan. Yohan juga langsung cuss dari Jakarta. Sementara Ados dan
Ridwan yang mungkin bisa saya sebut sebagai backpacker sejati, mereka
menggunakan murni jalur darat dari Jakarta hingga Lombok, 2 hari full mereka
habiskan untuk menyusuri rel, jalanan, laut hingga akhirnya tiba di pulau
Lombok. Salut untuk kalian berdua.
Tapi disini saya akan lebih
menceritakan perjalanan saya yang menggunakan pesawat dengan anggota 8 orang
dari Surabaya. Untuk anggota lain yang membaca jangan marah dulu ya kawan,
nanti pasti ada bagian kalian di tulisan kali ini..hehehe. jadwal di tiket kami
terjadwal terbang tepat pukul 08.00. Jam 7 pagi satu persatu telah tiba di
bandara begitu pun tim kereta yang berangkat dari Jakarta, kita pun langsung
cek in tapi berhubung minggu ini fenomenal maka antrian panjang pun sampai
menjadi ular, mengular maksudnya. Saat final call pun kami masih mengantri
akhirnya dengan terpaksa kami menyerobot ke depan dan ternyata pada saat proses
cetak boarding pun ada masalah. 4 tiket telah lolos boarding tetapi 4 tiket
lagi punya saya, bembeng, dilla, dan rendi. Setelah diurus oleh pihak
penerbangan kejadian tak terduga terjadi, tiket kami bertuliskan Business
Class, Ewowwww….orang orang gembel kayak kami yang beli beli tiket garuda promo
sudah untung untungan kini kami dapat terbang dengan kelas terbaik. Benar benar
rejeki anak soleh.
Sang Garuda pun terbang melintas
awan awan menyisir atas pulau jawa bagian timur. Dari awal terbang saya sangat
terpesona dengan keindahan jawa timur dari atas langit, terutama untuk gunung
gunungnya yang tinggi menjulang. Jajaran Semeru, bromo, Argopuro, Raung, Ijen
sungguh indahnya. Melihat gunung gunung itu teringat kembali langkah langkah
kecilku bak semut kecil yang merayapi lereng lereng gunung itu hingga aku dapat
mencapai puncak puncaknya. Selepas itu tampak pulau dewata dengan gunung
agungnya yang tinggi menjulang. Setelah itu tampak pulau Lombok. Perlahan lahan
sang garuda bermanuver kesamping hingga sosok Rinjani yang gagah menampakkan
sosoknya berpadu dengan biru air laut diantara 3 Gili (Air, Meno, Trawangan),
sungguh pemandangan yang sangat mempesona. Dan sekali lagi saya bersuyukur bisa
menjadi bagian dari Negara yang sangat indah ini.
Tak berselang lama Sang Garuda pun
mendarat dengan sangat mulus di Bandara Lombok Praya. Begitu pintu pesawat
dibuka kami pun segera berlarian kegirangan, tak menyangka akhirnya kami bisa
menginjakkan kaki di Pulau Lombok. Sungguh senang hati kala itu hingga kami
banyak sekali foto narsis di bandara. Berikut saksikan dan ingat jangan
muntah…hahaha.
Di bandara ini kami telah ditunggu oleh Mas Degog, dia adalah driver dari mobil yang kita sewa untuk menuju Sembalun. Tanpa banyak Babibu mas degog langsung membawa kami ke mobil avanza miliknya, dia mengeluarkan tali dan dengan cekatan mengikat semua kulkas kami di atas mobil. Menurut penuturan mas degog desa Sembalun dapat kami tempuh selama 2 jam perjalanan. Lumayan jauh juga ya, akhirnya mobil pun segera berangkat dan ternyata di sekitaran bandara ini masih sangat sepi yang saya pikir bandara ini merupakan bandara untuk pemerataan pembangunan di Lombok. Udara di Lombok ini kami rasa agak sedikit panas dan kering dibandingkan di Surabaya atau Jakarta tapi inilah ciri khas dari Nusa Tenggara.
Di perjalanan kami mampir terlebih
dahulu di sebuah pasar tradisional, kami melengkapi logistik pendakian untuk 4
hari karena di sembalun lebih susah untuk mencari tempat membeli logistik.
Sekilas pasar tampak sangat ramai pada hari itu, kami pun langsung membeli
semua barang yang ada pada list. Tak disangka barang yang kami banyak juga
hingga di dalam tampak overload dan masing masing penumpang memangku belanjaan.
Setelah urusan di pasar beres kami melaju kembali, namun mas degog
merekomendasikan kita untuk mencoba salah satu kuliner khas Lombok yaitu Nasi
Balap Puyung. Nasi dengan sambal pedas dengan lauk kacang goreng, teri, dan
suwiran ayam. Menurut mas degog dinamakan Nasi balap karena orang orang yang
makan nasi ini pasti akan balapan berbunyi Fiuhhh…Fiuhhhh (Kepedesan
maksudnya), hahahaha. Mas degog ini orangnya asik dan enak untuk diajak
ngobrol, jika kalian berkunjung ke Lombok dan butuh dan butuh mobil saya
rekomendasikan mas degog ini. Untuk Nomer bisa PM saya.
Perjalanan menuju Desa Sembalun kami disuguhi dengan pemandangan yang luar biasa. Dari menelusuri pinggiran pantai Lombok timur hingga merayap bukit di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Dan yang paling menarik menurut saya pada saat pada masuk hutan ini, jalanan tampak sangat mulus dengan rimbun hutan hujan heterogen. Mas degog menyarankan kita untuk membuka kaca mobil agar udara sejuk masuk diantara ruang paru paru kita yang jarang kita dapatkan di kota besar. Benar saja hembusan dingin angin sejuk ini membuat pikiran kami tenang dan tanpa disadari mulut kami pun selalu tersenyum saat itu. Mobil tetap meliuk liuk mengikuti jalanan mulus beraspal dan hingga kami tiba di puncak bukit tertinggi. Mas degog pun menghentikan laju mobil dan mempersilahkan kami untuk keluar. Dan apa yang ada dihadapan kami? Jejeran pegunungan hijau bak dunia mimpi yang hadir tepat di depan mata kita. Memandang berkeliling yang kita lihat hanyalah indah dan indah. Guratan guratan di setiap bukit sangat menarik untuk dijadikan objek foto. Dan menurut info yang beredar tempat ini bernama Bukit 3 dara, entah kenapa namanya seperti itu.
Bukit 3 Dara |
Bukit Bukit Hijau |
Indahnya Negeri Ini |
Selepas bukit 3 dara jalanan akan
terus menurun hingga di Desa Sembalun. Mas degog menurunkan kami tepat di Pos
Pendaftaran Pendakian Gunung Rinjani. Dari sini kami dapat langsung melihat
kegagahan Gunung Rinjani. Sempat terbersit di benak apakah saya dan kawan kawan
ini bisa berdiri di puncak sana besok ? karena tampak puncak begitu jauh dan
tinggi, tapi hanya tekat dan keyakinan yang terus kami tanamkan dalam hati.
Pada saat kami kesana Desa Sembalun
sedang dilanda kekeringan. Sampai sampai air kamar mandi di setiap rumah
kering, menurut informasi pipa yang biasa mengalir ke desa ini sedang dalam
perbaikan. Sumber air hanya ada di Masjid Besar desa Sembalun, jarak dari Pos
Pendakian sekitar 5 menit berjalana ke arah utara. Dan untuk sekedar info
khususnya untuk para pendaki di desa ini warung nasi tampak langka, hanya ada
café kopi di dekat pos jaga, toko pun tampak sering tutup daripada buka. Sungguh
sayang potensi besar dari para pendaki kurang bisa begitu dimanfaatkan oleh
penduduk sekitar untuk mengais rejeki. Namun bagi kalian yang kurang suka nge
Gembel ada baiknya mencoba homestay dan penginapan penginapan di desa ini yang
menurut saya cukup bagus dengan harga yang bervariasi cocol untuk melepas lelah
sebelum mendaki keesokan harinya. Bahkan jika sedang musim pendakian rumah
rumah warga banyak yang disewakan untuk penginapan.
Banyak kegiatan yang bisa kita
lakukan untuk menikmati keindahan Desa Sembalun ini. Kita bisa berjalan jalan
berkeliling sambil menikmati Keindahan Gunung rinjani dan Bukit bukit hijau
atau juga bisa bermalas malasan ria di dalam pos pendakian. Tapi sayang sekali
jika kita hanya berdiam diri, ada satu tempat yang menurut saya rekomen jika
kita sedang useless, tepat di depan pos pendakian Gunung Rinjani ada sebuah
bukit pendek, kita harus melalui kebun yang tampak tak terurus di depan pos.
Disini kalian harus perhatikan langkah jangan sampai terkena ranjau darat AKA
tai kebo…hahahaha. Atau jangan sampai kalian di kejar anjing anjing kampung. Oke
setelah melewati itu semua langsung saja naik sedikit ke atas gundukan tanah,
maka kalian akan menemukan sebuah tempat yang amazing. Kenapa emejing karena
disini kita bisa memandang 180 derajat menikmati keindahan desa sembalun. Tampak
di belakang pos menjulang sangat tinggi Gunung Rinjani, menoleh ke kanan tampak
barisan Gunung dengan permadaninya yang tampak hijau menyegarkan, Anak anak
kampung sembalun tampak berlarian menikmati indah sore itu. Sungguh pemandangan
yang sempurna, sangat bersyukur saya dapat menikmati semua ini, menikmati
Indonesia yang tiada tara dan kembali menaruh semua mimpi mimpiku malam ini hingga
esok aku bisa benar benar menjejakkan kaki di puncak Rinjani.
13 komentar
Sungguh luar biasa keindahan sembalun, di waktu kuliah dulu aku sempet kepikiran daki rinjani setelah semeru...tapi akhirnya boro-boro rinjani, semeru pun gak jadi....aku hanya sempat mendaki beberapa gunung di jawa tengah seperti sindoro sumbing dan merbabu...sedih, kini hanya tinggal kenangan...kesempatan naik gunung bersama kawan-kawan pun pupus sudah setelah punya tanggungan rutinitas kerja yang padat dan menikah...hu...hu
ReplyDeleteKerja jangan sampai menggangu aktifitas jalan jalan dong mas, hehehe. Di jawa kan banyak gunung yang bisa didaki hanya 2 hari, ayo mendaki lagi :)
DeleteYaa Allah...
ReplyDeleteIni blog apaan lagi cobaaaa? :3 Mupeng kemudian ngeces
Tenang mbakkk, ini cuman blog yang isinya racun :p
DeleteMau share sedikit mas hehe waktu itu singkat perkenalan dari dalam krl menuju pasar senen saya kenalan dengan mas ridwan dan ados,cukup seru juga berkenalan nya dan ternyata tujuan mereka rinjani, setelah tiba di jogja kami pun berpisah. Saya menuju merbabu dan mereka lanjut ke banyuwangi,setelah beberapa minggu dapet racun dari mas ridwan dan wow bener bener mupeng buat menjajaki surga dewi anjani. Dan insyaallah september ini bakal berdiri di tanah tertinggi lombok.
DeleteThanks buat artikel nya mas..sangat menarik dan menjadi inspirasi buat saya
Terima kasih banyak Salam kenal ya mas. Saya, Ridwan, Ados kalau naik gunung kebanyakan barengan dan 1 tim, dahulu kenal juga di perjalanan. Dan semoga pendakian ke Rinjani bulan September bisa terlaksana dengan lancar dan tanpa halangan.
DeleteLu kmrn knp ga ikut aj sama gue patin?? :D
ReplyDeletewah bener bang memang bagus pemandangannya
ReplyDeletebagus artikelnya
ReplyDeletehalo mas, mau nanya dong waktu dari bandara menuju sembalun berapa sewa mobilnya? oia sekalian minta no nya drivernya juga kalau boleh.. trimakasii :)
ReplyDeleteSorry no kontaknya sewa mobil di lombok hilang...dulu sewa sekitar 500 ribu kalau tidak salah
DeleteAmazing website, Well done Please check out Rinjani Trekking
ReplyDeleteBagi pecinta trekking sih butuh 1-2 minggu untuk bisa puas menikmati seluruh sisi gunung rinjani dari berbagai jalur. Bahkan di desa sembalun ada begitu banyak bukit ( gunung non api) yang menawarkan kecantikan serupa dengan rinjani.
ReplyDelete