Ughhh, suara apa sih ini? kenapa ada alarm bunyi sih?
Aku kembali meringkuk di dalam
sleeping bag tebalku. Tiba – tiba ada
bentakan…
Hoeee bangunnnnnnnnn brooo bangunnnnn, Ranu
Kumbolo menyambut kita ….
Mataku pun langsung terbuka, Suara siapa
sih barusan? Bergumam dengan nyawa belum terkumpul sepenuhnya. Kok aku ada di
dalam tenda? Pake sleeping bag lagi? Udara ini kok dingin banget ya? nampaknya
subuh telah menjelang dan Aku pun segera keluar dengan membuka resleting pintu
tenda ini. Sembari mengucek ucek mata aku keluar dan mataku langsung terbelalak
melihat suasana hening dan memukau ini. Tampak semburat matahari muncul di
antara 2 bukit dan akupun langsung tersadar jika aku kembali ke Ranu Kumbolo.
Ranu Kumbolo Di Pagi Hari |
Akhirnya setelah sekian lama aku
akhirnya kembali kesini, ya ke Ranu Kumbolo sebuat tempat yang membuat aku
selalu ingin kembali. Seakan mendapat suntikan semangat baru aku segera
menunaikan sholat subuh. Sholat diantara kemegahan alam seperti ini semakin
bisa membuat aku dekat kepada Sang Pencipta. Suhu udara dingin menusuk diantara
gerakan sholatku sungguh pengalaman terbaik beribadah. Setelah selesai semua
aku segera melempar sarung ke dalam tenda dan melompat kegirangan seperti
dahulu, ketika aku baru pertama kalinya melihat keindahan Ranu Kumbolo dengan
mata kepala sendiri. Perasaan bahagia ini sama seperti pagi dahulu ketika aku
bertemu dengan es es serut di tepian danau ini, pertemuan pertama dalam hidup
dengan es langsung buatan alam, yaaa…hampir setahun lalu aku kesini namun
kenangan indah itu selalu ada dan kembali aku ulang pagi ini. Kalimat kecil pun
muncul dari mulutku yang dingin, aku cinta Ranu Kumbolo.
Dengan sedikit berlari lari kecil di pinggir Ranu aku langsung bergabung dengan kawan kawan yang lain. Tertawa bersama berbagi suka ria disini di tepian danau terindah di jawa ini kami bersama menyambut sebuah pagi. Pagi yang sempurna, selamat datang sang fajar.
Dengan sedikit berlari lari kecil di pinggir Ranu aku langsung bergabung dengan kawan kawan yang lain. Tertawa bersama berbagi suka ria disini di tepian danau terindah di jawa ini kami bersama menyambut sebuah pagi. Pagi yang sempurna, selamat datang sang fajar.
Tak pernah kehilangan pesonanya, ya
itulah Ranu Kumbolo. Walaupun tempat ini semakin ramai saja beberapa tahun
belakangan dengan berbagai kontroversi dari sebuah film karya anak negeri,
tempat mendirikan tenda yang sudah tak seleluasa dahulu, tampak sampah yang semakin
banyak di beberapa sudut bahkan di salah satu sudut danau ada sekelompok orang
yang dengan bebasnya mandi dengan bersabun ria. Sungguh miris sebenarnya
melihat itu semua itu. Namun saat ini tampaknya makin banyak juga yang
sekumpulan orang yang makin peduli akan kelestarian ranu Kumbolo ini, secara
berkala sering diadakan operasi bersih gunung dan penyuluhan terhadap para
pendaki, menurut informasi juga saat ini jika kita tidak diperbolehkan
mendirikan tenda tepat di pinggir danau, dan bahkan terpasang police line di
tepian danau, Salut.
Tapi entah kenapa perasaan ingin
kembali kesini selalu ada, entahlah mungkin tempat ini ada tarikan magis yang
selalu membuat orang kembali kesana. Memang bagi para petualang berkunjung ke Ranu Kumbolo khususnya Gunung Semeru adalah suatu yang wajib, bagaimana tidak Semeru sendiri adalah gunung tertinggi dan merupakan gunung paling indah di Pulau Jawa. Sedangkan bagi Ranu Kumbolo sendiri saat ini bukan hanya pendaki saja yang bisa mengunjunginya bahkan para traveller kelas koper yang biasanya tidur di hotelpun kini rela tidur membeku di dalam tenda demi menikmati Ranu Kumbolo. Tapi yang jelas Ranu Kumbolo adalah salah
satu surga dari sejuta surga yang ada di Indonesia.
Matahari pagi itu semakin meninggi
dan mulai menghilangkan kabut tipis dingin diatas permukaan Ranu Kumbolo. Lagi-lagi
waktu memacunya dengan cepat, Ia seperti menyampaikan pesan-pesan dari para penikmat
alam, pecinta alam atau apalah namanya “Jagalah warisan alam ini seperti kalian
menjaga ibu kalian sendiri”. Pesan untuk semua penghuni semesta alam. Sinar
matahari ini sebagai pelecut semangat kami dan penghangat dari semua tekad yang
kami miliki.
Di tepian danau ini diantara batang
batang pohon yang roboh aku bersama saudara dan kawan kawanku melihat sebuah
lukisan alam, sebuah mahakarya sang pencipta. Air danau bak cermin raksasa yang
memantulkan semua kecantikan dari bukit, rumput hijau, dan air jernih Ranu
Kumbolo. Bukit bukit hijau yang mengelilingi Ranu ini semakin menambah
keelokan, tampak dari jauh bak permadani hijau yang terhampar begitu saja
diantara perbukitan. Kalau boleh saya katakan inilah spot danau terbaik di
tanah Pulau Jawa, tak berlebihan tapi memang begitulah adanya. Saya yakin Tuhan
mencintai negeri ini, karena Tuhan telah menurunkan tempat seindah ini di
Indonesia.
Aku memandang jauh, diseberang sana
tampak warna warni dari berbagai tenda yang menancap tegak di tepian danau dan
aku yakin mereka semua memiliki perasaan yang sama yaitu bahagia berada disini.
Tetapi aku kurang begitu yakin dari sekian banyak orang disini mempunyai cara
pandang yang sama akan alam. Akankah mereka menjaga keindahan ini? Ataukah mereka
hanya sekedar menikmati dengan sikap acuh tak acuh terhadap kelestarian? Ahh biarlah
kenapa aku bingung memikirkan hal itu, namun satu yang pasti aku berharap agar
Ranu Kumbolo tetap lestari dan ia tetap bisa memberikan kebahagiaan kepada
semua orang yang mengunjunginya sampai nanti sampai bumi nanti mati,
satu rangkaian kata untukmu “Terima Kasih Ranu Kumbolo”.
Bebas Polio Woyoooooo |
0 komentar