Udara sejuk pagi itu masuk di sela sela jendela mobil yang terbuka. Sengaja AC aku matikan, gas aku tancap perlahan untuk lebih bisa menikmati perjalanan kali ini. Dingin, tenang dan damai itu yang pertama kali aku rasakan ketika tiba di daerah ciwidey. Warna hijau dari pepohonan tinggi dan pohon the banyak mendominasi di kawasan ini. Menambah segar mata yang selama ini seakan terbiasa dengan pemandangan beton beton yang menjulang tinggi. Sajian ini yang akan kita dapatkan sebelum tiba di kawasan danau bernama Situ Patenggang.
Jalan meliuk liuk membelah perkebunan
teh, sinar sang surya tampak begitu hangat menyapa, kabut pagi itu pun tampak
belum tampak. Aku pun mencari tempat untuk memarkir mobil, kurang pas rasanya
jika kita berlalu saja tanpa menikmati suasana ini lebih lama. Teman teman
langsung berhamburan keluar menuju ke tengah perkebunan teh, aku pun berlari
lari kecil mengejar mereka sambil jemari tangan aku rentangkan hingga
bersentuhan dengan embun pagi yang masih menempel di pucuk pucuk pohon teh.
Untuk lebih bisa menikmati pemandangan aku menuju sebuah bukit kecil. Di atas bukit kecil ini aku bisa memandang lepas kebun teh yang indah ini. Rancabali nama perkebunan teh ini, mempunyai ketinggian 1600 an mdpl menjadikan tempat ini sejuk khas dataran tinggi. Sungguh indah tempat ini kebun teh tampak seperti “Crop Circle” dengan garis garis tegas membelah pohon pohon teh dengan tinggi yang seragam. Jalan setapak setengah meter malang melintang diantara pohon pohon teh. sekilas tampak seperti taman sesat jika kita memandang dari atas bukit.
Puas menikmati pagi di kebun teh
ini aku pun kembali menarik gas mobil dan segera meluncur kembali. Tak beberapa
lama gerbang dengan tulisan Situ
Patenggang menyambut kami. perkebunan teh tetap dijumpai di kawasan ini. Tampak
dari kejauhan situ patenggang menampakkan wujudnya. Dari atas situ patenggang
tampak indah diantara hijau daun daun teh, seperti mangkuk raksasa berisi air
yang di tengahnya terdapat pulau berbentuk hati “Love”.
Situ Patenggang |
Nama Populer yang digunakan sebagai nama danau ini sebenarnya ada 2, pertama yaitu “Situ Patengan” dan yang kedua adalah “Situ Patenggang”. Kedua nama tersebut memiliki pilosofi tersendiri yang menunjukan identitas situ serta saling memiliki keterkaitan . Apabila wisatawan menyebutnya “situ Patengan” hal ini mengacu kepada nama desa dimana danau ini berada. Nama “Patengan” berasal dari bahasa Sunda “Pateangan” yang artinya saling mencari. Sedangkan nama “Patenggang” sendiri yang juga dari bahasa Sunda yang artinya terpisah dari jarah ataupun waktu.
Konon, kedua nama di atas menceritakan sebuah kisah sepasang kekasih yang saling mencintai. Mereka bernama Ki Santang dan Dewi Rengganis. Ki santang adalah keponakan dari Prabu Siliwangi, seorang raja Padjajaran yang arif dan bijaksana. Sedangkan Dewi Rengganis adalah seorang garis desa yang hidup di sebuah pegunungan. Keduanya memiliki ikatan kasih yang sangat kuat namun terpisah oleh jarak dan waktu (konon mereka terpisah akibat peperangan yang sangat lama). Karena perasaan dan kasih sayang yang begitu besar antara keduanya, akhirnya mereka berupaya untuk saling mencari, hingga pada suatu hari dipertemukan di sebuah batu besar. Batu tersebut dinamakan batu Cinta. Setelah pertemuan itu, singkat cerita Rengganis meminta Ki Santang untuk dibuatkan sebuah danau dimana terdapat pulau kecil di tengahnya. Karena cinta Ki Santang yang begitu mendalam, akhirnya ia mengabulkan permintaan Dewi Rengganis. Sekarang daratan kecil ini bernama pulau Sasuka atau dalam bahasa Indonesia bernama Pulau Asmara.(Sumber).
Batuan Di Tengah Danau |
Perahu |
Di pinggiran danau telah tersedia
banyak gazebo yang bisa pergunakan untuk beristirahat sambil menikmati keindahan
danau. Batang batang bamboo tampak tersusun dengan rapi dan saling terikat
dengan kuat. Ijuk sapu dan beberapa daun jagung tampak disusun sedemikian rupa
hingga menutupi atap. Perpaduan ini membentuk gazebo gazebo cantik.
Di beberapa bagian terdapat
jembatan penghubung yang juga terbuat dari bambu bambu. Cukup menarik dan
bercitarasa seni tinggi. Memang situ patenggang kini telah dikelola dengan
lebih baik, fasilitas pendukung pun telah lengkap. Tak ada salahnya kalian yang
membacai ini sempatkanlah menengok danau yang makin elok ini.
Angin sejuk berhembus di sela sela
pohon pinus yang menyelimuti tepian danau, keadaan ini membuat aku tak bisa
berdiam diri di gazebo ini. Aku harus bergerak untuk mengusir dingin. Kulangkahkan
kaki mendekati tepian danau, air tampak beriak riak kecil, perahu perahu pun
berjejer di tepian siap mengantarkan para pengunjung menuju pulau sasuka yang
berada di tengah danau. aku duduk diatas bebatuan dan mengamati tingkah polah
teman teman lainnya. Memang berkunjung ke tempat tempat wisata tak lengkap
rasanya jika tidak kita abadikan. Berbagai sudut pun aku ambil untuk menbadikan
momen momen ini.
Entah mengapa tiba tiba sang surya
tampak menghilang berganti dengan awan mendung gelap. Bergulung gulung kian
mendekat dan tampaknya akan segera mengguyur semua dengan tumpahan air
langitnya. Walaupun enggan aku pun harus segera meninggalkan tepian danau. Walaupun
hanya sejenak tapi situ patenggang telah memberikan kedamaian dan
ketenangannya.
5 komentar
Bagus, Saya juga udah kesana suka banget dengan kebun tehnya. =)
ReplyDeletewww.littlenomadid.blogspot.com
Kebun teh ciwidey emang top deh mbak :D
DeleteCakep yaaa sudah ada plang nama situ patengang nya :-)
ReplyDeleteBerbanding lurus dgn tiket masuk yang makin mahal
DeleteIndahnya situ patenggang
ReplyDeletepariwisata Indonesia