Purwakarta.. kota ini biasanya
hanya aku lewati saja ketika melaju di Tol Jakarta – Bandung. Tak terpikir
sebelumnya untuk sejenak singgah di kota itu, yang aku tau hanya sebatas ada
waduk bernama Jatiluhur dan Makanan khas yang bernama Sate Maranggi, hingga
saat ini pun aku belum pernah tau cita rasa dari sate itu. Tapi ada satu tempat
yang merubah persepsiku tentang Purwakarta, Kalian harus kesini.
Beberapa minggu yang lalu aku
sempat membaca tulisan dari sebuah blogger yang juga kawan sekampus di ITS
yaitu M.Catur Nugraha (www.backpangineer.com) yang menulis tentang Gunung Lembu.
Aku pun penasaran karena baru mendengar ada gunung bernama Lembu, sedikit demi
sedikit aku baca tulisan di blog itu hingga akhirnya sebuah tanda titik
mengakhiri rangkaian tulisan yang aku baca sedari tadi. Bagai terkena racun
akupun segera memutar rencana untuk segera ke sana, dan jujur saja aku pun
menjadikan blog itu sebagai patokan perjalananku kali ini, mulai dari itinerary
hingga carter pick up.
Kota Purwakarta dapat kita tempuh
hanya 2 jam perjalanan dari Ibukota, ada banyak alternatif untuk menuju kesana
diantaranya dengan bus dan kereta lokal yang hanya bertarif 3.5 ribu saja. Kali
ini kami menggunakan bis agar bisa sampai di Purwakarta lebih pagi dibandingkan
kereta yang berangkat agak siang.
Road Trip |
Panas terik sang surya menyambut
kami di Terminal Ciganea Purwakarta. Turun dari bus aku langsung dapat lambaian
tangan dari seseorang yang duduk di pojokan terminal. Ternyata dia adalah Kang
Wawan sopir pick up yang menanti kita sedari tadi. Tak membuang waktu kami
segera mengangkat tas tas keril kami ke atas pick up apalagi terminal ini yang
cukup berdebu. Kata kang Wawan titik pendakian Gunung Lembu dapat kita tempuh
dalam waktu 1.5 jam, cukup jauh juga pikirku.
Jalur menuju basecamp pendakian
cukup menyenangkan. Jalur berkelak kelok melewati pedesaan di sekitaran
Jatiluhur. Udara cukup sejuk dibandingkan ibukota, itu pasti. Jalur beraspal
cukup mulus, canda tawa sering keluar dari kita semua. Tak nampak kelelahan
setelah menempuh perjalanan dari Ibukota. Tampak di kejauhan Gunung Parang
menjulang kokoh, puncaknya tampak sangat lancip menantang langit. Di
belakangnya tampak juga Gunung Bongkok yang memang memiliki bentuk agak
membongkok pantas dengan nama yang disematnya. Dan setelah itu nampaklah Gunung
Lembu, memang sekilas seperti Lembu / Sapi yang sedang duduk dengan beberapa
bukit di atasnya yang menyerupai punuk sapi.
Melepas pandang ke Gunung Lembu,
aku memikirkan bahwa nanti malam kami akan menikmati sisa malam di atas sana..
ahhh pasti menyenangkan. Terdapat basecamp yang menandakan titik pendakian,
disini kita diwajibkan membayar retribusi sebesar 5 k. Menurut sang penjaga
basecamp biaya ini akan dipergunakan untuk pembangunan fasilitas di basecamp
dan perbaikan jalur menuju puncak. Kita juga pendaki pertama pada hari itu yang
akan naik, tutur sang penjaga. Mendengar kata tersebut hati saya semakin
bersemangat karena gunung ini masih sepi dan belum banyak terekspose seperti
gunung gunung lainnya.
“Mas....Mbak nanti setelah turun
dari sini tolong di tulis di blog blog yaaa..” “Biar jadi rame sini mas”
..begitulah tutur sang penjaga basecamp.
“Siappp kang.... nanti pasti
ditulis di blog, stay tuned at Setapakkecil.com” sautku menimpalinya.
Tapi dalam hati sebenarnya aku
tetap ingin gunung ini sepi seperti ini tanpa banyak pendaki tanpa banyak
sampah. Tapi setelah dipikir pikir sayang juga tempat seindah ini tak aku tulis
di blog setapakkecil.com , yaaa akhirnya jadi juga tulisan tentang Gunung Lembu
disini.
Gerbang Pendakian Gunung Lembu |
Jalur pendakian berada persis
disamping basecamp, jalur berada di tengah tanaman perkebunan. Hanya beberapa
meter saja kami berjalan jalur langsung menanjak tanpa ampun. Benar benar tanpa
pemanasan pikirku. Dengan kemiringan konstan 45 derajat kira kira, ditambah
dengan udara panas siang itu. Keringat pun langsung mengucur tanpa ampun,
apalagi kaki ini sudah lama tak diajak berolah raga. Sungguh cobaan awal yang
luar biasa.
Jalur menanjak ini berada di tengah
tengah hutan bambu, ditambah banyaknya nyamuk yang bersileweran menghisap.
Alangkah baiknya kalian membawa lotion anti nyamuk disini. Akhirnya di tengah
jalur aku pun terduduk untuk pertama kalinya. Panas namun segar, mungkin karena
berada di antara bambu bambu yang merupakan pohon dengan pengahasil O2 paling
banyak. Diantara letih ini aku coba memandang jauh kedepan, dan ternyata
terlihat waduk Jatiluhur, disini saja sudah tampak indah apalagi nanti saat aku
sampai di puncak pasti apa yang ada akan lebih indah.
Jalur Gunung Lembu ini cukup
menarik karena setelah jalur yang sangat menanjak tanpa ampun dari basecamp
jalur akan berubah landai dan naik turun punggungan sampai 3 kali. Inilah
keunikan Gunung Lembu, terdapat 3 punggungan bukit yang harus kita lalui. Bukit
bukit ini jika dari bawah akan tampak seperti punuk lembu / sapi. Pada saat
berjalan di punggungan ini pun aku merasa sedang merayap di punuk sapi raksasa.
View Setelah Punggungan 2 |
Setelah dari punggungan ke dua
jalur akan mulai berubah menjadi terbuka dengan dengan kiri kanan jurang, tapi
dengan jalur yang masih cukup lebar dan aman untuk kita lalui. Pemandangan dari
jalur ini sangat indah, dimana kanan kiri kita adalah Waduk Jatiluhur. Pertama kali
aku sempat bingung kenapa bisa ada Jatiluhur di kanan dan kiri jalur ini?, ahhh
yang penting pemandangan yang disuguhkan sangat mempesona.
Jalur Dengan Kiri Kanan Waduk Jatiluhur |
Di gunung ini juga terdapat
beberapa tempat yang di keramatkan oleh masyarakat setempat, sudah ada plang
plang informasi tempat kramat tersebut. Ada sebuah makam tepat di jalur yang
akan kita lalui dengan pos bambu yang bisa kita gunakan berisrtirahat melepas
lelah.
Melangkah kembali tiba tiba kabut
menyergap di keheningan hutan. Suasana menjadi dingin ditambah keheningan dari
kami yang mulai kelelahan. Sinar sang surya pun tak mampu menembus pekat kabut
ini, suasana berubah menjadi sedikit muram. Tapi semua itu menimbulkan
keindahan tersendiri yang tak mampu aku jabarkan dengan tulisan, suasana ini...
suasana kabut.
Negeri Sejuta Kabut |
Tempat camp cukup terbatas di
Gunung Lembu, karena hanya ada beberapa lahan datar yang cukup layak untuk
mendirikan tenda. Kami pun mencari tanah datar terakhir sebelum jalur semakin
turun yang menuju Batu Lembu / Batu Pandang. Camp site disini cukup baik karena
berada di antara rimbunan pohon tinggi yang akan melindungi kita dari terpaan
angin.
Sembari kami mendirikan tenda dan
mempersiapkan peralatan memasak aku sedikit menjelajah sekitaran tenda berdiri.
Ternyata ada tempat indah yang tersembunyi diantara batuan tinggi. Terpaan angin
tampak kencang karena keadaan yang terbuka. Dari atas batu kita dapat memandang
keindahan waduk Jatiluhur sisi barat. Entahlah Jatilihur itu Waduk atau danau
alami, tapi yang jelas dia membentang luas dengan pulau pulau kecil yang ada di
tengahnya, garis tepian jatiluhur tampak meliuk liuk indah di tengah hamparan
hijau pegunungan, Atap atap rumah pun tampak kecil dari atas Gunung lembu ini.
Pemandangan Di Belakangan Camp Site |
Aku pun tak pernah membayangkan
jika ada tempat seperti ini di Purwakarta, karena memang banyak sekali tempat
indah di negeri ini. Pikiran pun melayang jauh dan berfikir jika Tuhan
menciptakan Indonesia ini dengan perasaan riang gembira, karena banyak sekali
keindahan dan kekayaan alam yang terdapat di negeri ini.
Menginjak malam hari udara tak
sebegitu dingin seperti gunung pada umumnya mungkin karena gunung Lembu
mempunyai tinggi yang tak seberapa. Malam begitu pekat kala itu karena langit
tampaknya sedang muram, awan awan tipis menutup keceriaan bintang yang biasanya
nampak di keheningan. Pohon pohon tampak bergoyang tertiup angin malam yang
semakin kencang. Namun dibalik kepekatan malam saat itu aku sekilas melihat
titik titik lampu di kejauhan. Bukan bintang bukan juga bulan karena letak
cahaya itu ada di dasar rerimbunan pohon yang melandai ke bawah.
Dengan rasa penasaran aku pun
mengajak kawan kawan yang lain untuk mencoba berjalan menuju jalur menurun yang
terdapat di samping tenda. Aku menjadi yang terdepan melangkah di pekat malam. Jalur
terus menurun dan menurun, pada awalnya aku ragu akan tujuan ini. Apakah jalur
ini adalah jalur lain untuk menuju kaki gunung?, namun setelah 15 menit
berjalan aku menemui sebuah titik dimana jalur menurun ini berakhir. Di titik
ini terdapat sebuah batu besar menurun dan cukup landai. Aku terdiam sejenak,
disambut dengan langkah kaki kawan kawanku di belakang.
Jeritan senang dari Ika dan Dinna
membuyarkan lamunanku. Apa yang ada dihadapanku ini benar benar indah. Suasana terbuka
tepat menghadap ke arah Waduk Jatiluhur, Lampu lampu keramba tampak semarak
menyambut kami, tampak di kejauhan riuh lampu kota purwakarta, siluet gunung
parang dan bongkok menjadi pemanis.
View Batu Lembu Di Malam Hari |
Malam Di Atas Lembu |
Tampak raut muka dari kawan kawanku
berubah ceria melihat semua keindahan yang disajikan Gunung Lembu malam itu. Aku
pun tersenyum kecil dan berkata terima kasih malam, aku tak menyangka dalam
pekat gelapmu kau masih memberikan keindahan yang tak bisa kami dapatkan dalam
terang. Walaupun bintang dan bulan tak kau tampakkan tapi kau ganti mereka
dengan kelap kelip lampu dibawah sana. Terima kasih malam J
***
Malam pun tak selamanya menemai
akan ada pagi yang akan menyambut. Aku pun terbangun di penghujung malam itu,
nampaknya sebentar lagi akan fajar dan aku pun segera membangunkan kawan kawan
yang lain untuk menunaikan sholat subuh. Tak ingin terlewat sapaan sang fajar
kami segera melangkah setelah semuanya siap. Tak butuh waktu lama kami pun tiba
di Batu pandang kembali.
Selamat Datang Sang Fajar |
Dan apa yang di tawarkan sang fajar
tak kalah dengan apa yang diberikan oleh sang malam, yaitu keindahan. Sepertinya
sang fajar tau dimana kita akan menunggu dia pagi ini, karena sang fajar muncul
tepat di hadapan kami, tepat di hadapan batu pandang tempat kami berdiri.
Matahari perlahan lahan mulai naik dari
peraduannya. Yang sebelumnya hanya sebatas siluet siluet hitam kini semakin
terlihat warna dan konturnya yang indah. Sungguh pagi yang begitu sempurna, tak
ingin rasanya meninggalkan pagi yang indah di tempat sempurna ini. Tapi sang
fajar terus beranjak naik dan kita juga harus segera kembali, kembali ke
realita yang ada. Namun Gunung Lembu memberikan apa yang lebih dari bayangan
sebelum aku menginjakkan kaki disini.
Pagi Yang Menakjubkan |
Pesan terakhirku bagi kalian yang
ingin ke Gunung Lembu alangkah baiknya kalian tetap menjaga kelesatarian dengan
jangan membuang sampah sembarangan dan membawanya turun agar semua keindahan
dan kelestarian Gunung Lembu tetap terjaga.
Karena banyaknya request dari teman teman, maka berikut kontak supir pick up yang kami gunakan pada saat menuju basecamp gunung Lembu. Namanya Kang Wawan (0838 1651 4583), silahkan ditawar sendiri yaaaaa.
Karena banyaknya request dari teman teman, maka berikut kontak supir pick up yang kami gunakan pada saat menuju basecamp gunung Lembu. Namanya Kang Wawan (0838 1651 4583), silahkan ditawar sendiri yaaaaa.
49 komentar
Oh, ini yang gak ngajak-ngajak aku oh.. Fine.
ReplyDeleteSalah sendiri hobinya ke munara :p
Deletewah, makasih banget, cak..
ReplyDeletenama n blog ku ditulis serta dalam cerita perjalanan Gunung Lembu versi Setapak Kecil.
Mantab kan jalurnya, haha
udah ada banner selamat datang juga ya sekarang, makin dikenal deh Gunung Lembu
View dan jalurnya memang mantaabbbb
DeleteTerima kasih atas kritik dan sarannya, dan juga telah berkunjung ke gunung lembu. kami sedang pengembangan dan membuka area gunung lembu. ada 12 lokasi yg akan kita kembangkan kedepannya.
ReplyDeletekami mohon ijin untuk mencopy paste artikel ini+ foto petualangannya pada website resmi kami. dengan mencatumkan sumbernya...
Official Website : www.gununglembu.com
Salam
Silahkan untuk di copy artikelnya :) . . semoga gunung lembu makin baik pengelolaannya dan yang terpenting adalah kelestarian dari gunung lembu sendiri.
DeleteSalam Lestari.
tjantik kakak.... viewnya :D kapan-kapan bisa ikut feat babang jg hihiw
ReplyDeleteKirain aku yang cantik XD, wkwkwkwk
DeleteWaaah gan ajak ajak lah klo main pelisiran ke tempat tempat yang masih sepi gini, keren banget
ReplyDeleteKmren di ajakin kang ridwan kesini juga tapi ga bisa ikut, nyesel euy :(
ReplyDeleteYaahhh kan nyesel...makanya kalo diajak Ridwan yang nurut :p
Deletemas rencana tanggal 8 aku kesana, ada nomor telepon kah. mau tanya itenary
ReplyDeletehttp://bukanrastaman.com/
Berangkat dari mana mas? Tak perlu itin yang ribet sih mas, nanjaknya cuman 2 jam aja kok, tektok juga bisa sihh
DeleteKalau dari stasiun purwakarta naik apa lagi broo??? Ada ngetrip ke lembu lagi apa kagak bro??? Ikutan lah.... huhi
ReplyDeleteNaik pick up, charter...entah kapan mau kesana lagi . .hehe
DeleteBro, kalo boleh tau biaya carter sama no kontak supirnya (kalo ada).... sekalian kalo ada alternatip angkutan ketengan (angkot gitu)
ReplyDeleteThanx bro...
083816514583 namaya kang wawan... Untuk biaya 250 ribu sekali jalan. Kalo angkot ga ada masbroo...agak jauh dari kota 1,5 jam naik pick up
DeleteBang mau nanya, kalo dari stasiun purwakarta pick up nya juga 250?? Apa bisa nego?
DeleteRencananya abis uts mau cuss kesana nih, heheh
kerenn ... parang sm bongkok juga
ReplyDeleteSatu komplek gunung ini emang keren Keren
DeleteMantapppp, kapan" naik bareng bang...!!!
ReplyDeleteSalam Rimba
Ayookk naik bareng bang :D
Deleteminta contac orang pick up nya dong ka. sama estimasi budgetnya dong sekalian hehehe thanks ya ka
ReplyDeleteplease replay to elviananindy@gmail.com
Sorry baru bisa kirim kontaknya ya mbak :D , silahkan di tawar aja harganya.
Deletemaaf kak bisa nga kalau sekalian kasih infi Bulan2 apa yang bagus untuk naik ke Gunung Lembu?
ReplyDeletejadi kita tau kapan harus naik kesana dan mendapatkan pemandangan yang bagus.
terimakasih
Musim kemarau seperti ini paling bagus buat naik gunung mas.. View pasti cerah.. Ayo cepetan naik gunung :D
Deletepermisi bang punteun kalo kesana bisa bawa mobil pribadi ga?
ReplyDeleteBisa bang, parkir di basecamp saja
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteIjin tanya Bang, kalo mau naek motor amankah di beskem? Trima kasih
ReplyDeleteAman bang, basecamp selalu ada yang jaga kok
DeleteMas, ada kontak untuk pick upnya ga?
ReplyDeleteKang Wawan (sopir pick up) 0838 1651 4583
DeleteGa nyangka bisa kesampean ke Gunung Lembu juga, meski harus rela pegel pantat karena perjalanan pake motor selama kurleb 5-6 jam dari Bogor. Rekomen kalo mau ke sini mendingan weekday sih, jadi sepi pas di Batu Lembunya itu kayak kemaren.
ReplyDeletePemandangannya emang keren.. Sunrisenya manteb. Cuman kekurangannya hanya banyak nyamuk dan monyet liar. Monyetnya sering pisan nyolongin makanan euy.
Namanya juga bukit yang disebut gunung, jadi banyak nyamuk nakalnya :D tapi lembu memang sangat cocok untuk pelarian singkat penghilang kepenatan.
DeleteBang mau tany diatas ada sumber air yg memadai kah ??
ReplyDeleteTidak ada sumber air di atas bang, bawa air semua dari bawah.
Deletesalam kenal saya juga sudah ke Gunung Lembu tahun lalu akhir, saat ini sedang ke pending nulis tentang Gunung Lembu di blog saya. Salam kenal www.fromsabangtoarizona.com
ReplyDeleteSegera meluncur ke blognya mbak :D
DeleteKalo Ga nginep Di gunung bisa Ga sih? Jadi habis naik,langsung turun lagi? Kan biasanya orang tua Ga ngijinin nginep hehe
ReplyDeleteYa tergantung gunungnya juga. Kalo kayak gunung lembu gini sih bisa tektok langsung turun karena cuman jalan kaki 2 jam aja sih, dan ga tinggi juga gunungnya.
Deleteinsha Allah sabtu besok saya kesana, jadi ga sabar nih
ReplyDeleteSemoga lancar dan aman perjalanannya mas
DeleteKemaren abis dari sini 😂 treknya ajib banget naik terus.. Tapi proses gk akan mengkhianati hasil 😄 keren bgt viewnya
ReplyDeleteKarena untuk mencapai surga itu memang butuh perjuangan, hehehe
DeleteMas kalo turun nya 2 jam juga sama kayak naiknya?
ReplyDeleteIya sama saja mas, tergantung fisik juga sih, hehe
DeleteKak. Kalo mau ngecamp ada jasa buat nganterin ke atas ga? Biar ga ke sasar.. Hehe. Soal nya estimasi kaya nya nyampe malem deh.
ReplyDeletealhamdulillah ane udah pernah kesana dua kali ka. waktu kali pertama juga trek malam. insya Allah aman-aman saja. dibasecamp ada bnyak guide juga yg bersedia anter, tapi saran saya mending sama kelompok kita aja. dan satu lagi, harus hati-hati sama monyet tuan rumah gunung lembu, karena sering iseng-iseng gtuh deh monyetnya, hehe.. #salamLestari
Delete