Awan hitam tampak bergelayut di atas langit menemani badanku yang berayun ke kanan dan ke kiri mengikuti gerakan kapal yang menembus ombak selat sunda. Keadaan langit yang sedikit suram pagi itu tak membuat senyum cerah seketika hilang. Bayangan tentang sebuah tempat indah di ujung sana, tak sabar untuk segera menginjakkan kaki di Pulau Sangiang.
Video Perjalanan Pulau Sangiang
Mungkin kebanyakan dari kalian
belum pernah mendengar Pulau Sangiang terutama bagi kalian yang berdomisili di
sekitaran Ibukota. Memang pulau ini belum begitu terdengar namanya dibandingkan
Kepulauan Seribu dan Krakatau. Pulau yang terletak hanya sekitar 1 jam berlayar
dari pelabuhan Paku Anyer, atau jika kalian menyeberang dari merak ke pelabuhan
bakauheni pasti tidak akan sadar akan keberadaan Pulau Sangiang.
Untuk menuju pastikan dengan
personil yang cukup banyak untuk menekan pengeluaran biaya, karena harga sewa
kapal yang relatif mahal dan izin camp yang bisa dibilang juga cukup mahal bagi
kami kalangan gembel traveller. Kali ini pun aku turut serta dalam 20 orang
kawan kawan lainnya yang tak bisa aku sebutkan satu persatu.
Kapal pun cukup penuh namun tetap
muat untuk menampung kami beserta perlengkapan semuanya. Kapal juga cukup
nyaman dengan dilengkapi toilet dan perlengkapan life jacket bagi kita semua.
Perlengkapan safety yang lumayan cukup untuk ukuran kapal kayu rakyat seperti
ini.
Hanya membutuhkan 1 jam kapal pun
segera merapat di dermaga utama Pulau Sangiang. Dari sini kami diwajibkan untuk
melapor dan mengisi biodata kelompok serta membayar retribusi membuka tenda
serta guide selama berada di Pulau Sangiang.
Lagoon Bajo nama spot kami mendirikan
tenda. Bukan labuan bajo yang terdapat di Flores namun mungkin keindahan yang
ditawarkan Lagoon Bajo tak kalah cantiknya. Dari sini kita bisa melihat kota
cilegon dan pelabuhan merak dari kejauhan. Disini pun terdapat pos pengamanan
pulau yang terdapat beberapa fasilitas kamar mandi dan mushola yang bisa kita
pergunakan.
Keadaan siang itu sang mentari
bersinar dengan terangnya. Kaki kaki pun bersiap untuk melangkah menikmati
keindahan Pulau Sangiang. Rencana kami hari ini adalah melakukan trekking ringan
mengunjungi spot spot menarik yang ada di sekitaran pulau. Dengan ditemani
guide penduduk lokal kami pun segera melangkahkan kaki.
Berjalan dengan santai sambil
menghirup udara segar bebas polusi, membuat perasaan nyaman dan melepas semua
beban pikiran, Ini yang namanya liburan. Tak seberapa jauh melangkah kami pun
langsung disambut dengan pohon pohon kelapa yang berderet rapi dan tersebar di
semua penjuru. Suasana rindang khas pantai pesisir, sudah lama aku tak menemui
tempat seperti ini. Senang rasanya dan tak sadar aku selalu mengeluarkan kamera
untuk mengabadikan tempat indah ini.
Tak ada jalanan beraspal di Pulau
Sangiang, semuanya tampak masih sangat alami. Kami pun terus mengikuti jalan
setapak kecil yang terbentang di tengah rimbun pohon kelapa, di pinggiran
pesisir hutan bakau, masuk ke perkampungan warga kemudian masuk ke hutan
dataran rendah. Semua tampak komplit di sajikan oleh Pulau Sangiang ini. Di
beberapa titik aku bahkan berhenti dan tertegun dengan apa yang aku temui
selama perjalanan, dan bahkan ketika melewati sebuah tanjakan panjang dengan
kanan kiri pohon pohon yang sangat besar aku berpikir sedang berada di hutan
pegunungan bukan berada di sebuah pulau di tengah selat sunda.
Bunyi suara jeritan kelelawar pun semakin jelas setiap langkah menuruni sebuah lereng licin di tengah hutan. Jalur setapak pun terhenti di sebuah mulut goa gelap yang penuh dengan kelelawar. Ombak pun bergulung kencang menabrak dinding dinding goa yang langsung terhubung ke laut lepas. Bau menyengat guano kotoran kelelawar sangat terasa di sekitaran bibir goa dan bahkan diantara deburan ombak terdapat beberapa hiu yang tampak berlalu lalang. Mungkin sang hiu menunggu ada beberapa kelelawar terjatuh. Kita harus cukup berhati hati agar tak terseret ombak yang penuh dengan hiu hiu itu.
Melangkahkan kaki kembali dengan
arahan guide kita kembali berjalan di tengah rimbun hutan Pulau Sangiang, kali
ini jalanan sedikit menanjak. Di tengah hutan dataran rendah seperti ini kita
harus siap dengan lotion anti nyamuk karena udara panas dan lembab seperti ini
habitat subur bagi para spesies nyamuk. Aku yang berjalan paling belakang tiba
tiba terhenti karena suasana macet kawan kawan di depan yang berhenti di tengah
jalan. Aku tak bisa melihat apa apa karena kanan kiri masih di rerimbunan
pohon, tapi setelah melangkah kembali aku pun tau kenapa mereka berhenti.
Karena ada pemandangan yang sangat indah ini.
Tebing tebing tampak langsung
bersentuhan dengan gulungan ombak laut lepas. Pemandangan yang sangat indah,
sekilas tampak seperti topografi pantai laut selatan di pulau jawa. Lagi lagi
Pulau Sangiang memberikan kejutan yang tak aku duga sebelumnya.
Di dasar tebing kita dapat menemui
satu lagi goa yang penuh dengan kelelawar namun goa ini lebih besar dan ombak
yang lebih menggelegar. Goa Pawon nama tempat ini tutur sang guide. Disini pemandangan
lebih lepas karena tempatnya yang cukup luas bersanding dengan tebing tebing
yang menjulang tinggi. Beruntung laut pada saat itu sedang surut sehingga kami
bisa lebih mengesplore tebing tepat di samping goa.
Batu batu karang tajam ada dimana
mana, gelegar ombak tampak menyampaikan pesan agar kita lebih berhati hati
dalam melangkah. Tepat di ujung tebing, mulut goa pawon tampak menganga lebar. Deburan
ombak yang bergulung tampak masuk melalui celah tebing dan menciptakan gulungan
ombak yang semakin besar di dalam goa.
Setelah cukup puas menikmati segala
keindahan di sekitar Pantai Goa Pawon, kami melangkahkan kaki kembali menuju
destinasi trekking terakhir di Pulau Sangiang yaitu pantai Pasir Panjang. 30
menit waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya.
Garis pantai yang panjang dengan
pasir putih yang sangat halus sesuai dengan namanya Pantai Pasir Panjang,
sebuah sambutan alam yang sangat menarik. Sepanjang mata memandang hanya ada
hamparan pasir putih dengan ujung tebing hijau yang menjulang. Memandang lepas
ke lautan tampak sisa sisa kejayaan Gunung Krakatau pada masa lalu. Sungguh pesona
landscape yang luar biasa.
Namun sangat disayangkan pantai
secantik dan seindah ini harus dinodai oleh sampah yang menumpuk. Sekilas beberapa
titik sampah tampak menggunung dan bahkan untuk kita berjalan saja kita harus
berada di atas tumpukan sampah. Memang mungkin sampah sampah ini bukan dari
penduduk lokal ataupun wisatawan yang berkunjung ke Pulau Sangiang, sampah ini
merupakan sampah kiriman dari tempat lain. Bagi kalian siapapun yang membaca
ini saya memohon dengan sangat untuk tidak membuang sampah sembarangan baik itu
di laut, di gunung, di jalan, di manapun kalian berada. Buang sampah
sembarangan itu enggak asik.
***
Terlepas dari masalah sampah yang
menumpuk, aku berjalan menuju ke kiri aku menemui sebuah tebing yang tampak
seperti batu batu bertumpuk. Guratan guratan batu yang terukir di tebing
tersusun dengan indah. Aku pun berpikir jika pulau ini dahulunya terbentuk
karena aktifitas lempeng di sekitar selat sunda yang membentuk Gunung Krakatau
dan tebing tebing terjal di Pulau Sangiang ini.
Aku pun mencoba untuk naik di salah
satu tebing yang memungkinkan untuk aku daki. Dan... luar biasa pemandangan
disini sangat indah. Garis pantai panjang tampak melengkung panjang berhampar
dengan pasir pasir putih. Sangiang Stone Garden aku menamai tebing batu ini,
dan menurutku ini adalah spot terbaik untuk menikmati Pantai Pasir Panjang.
Aku mencoba untuk berdiri di ujung
tebing. Angin lembut pun membelai pelan menemani aku di antara alam semesta. Seketika
aku merinding, bukan karena ketinggian, bukan karena hal lain namun aku
merasakan betapa beruntungnya aku bisa hidup dan berada di negeri yang indah
seperti ini. Entah berapa kali aku menulis ini, tentang perasaan yang sama tapi
memang tak ada habisnya aku bersyukur setiap berkunjung ke sebuah tempat baru
dan indah seperti Pulau Sangiang ini.
Untuk trekking di Pulau Sangiang
sebenarnya tak cukup hanya 1 hari karena ada banyak sekali destinasi yang
menarik untuk dikunjungi. Karena keterbatasan waktu trekking kali ini hanya
cukup untuk 3 destinasi saja, mungkin lain waktu aku harus kesini kembali
dengan spare waktu yang lebih panjang. Untuk tulisan selanjutnya aku akan
bercerita tentang keindahan bawah air di sekitar Pulau Sangiang ini.
31 komentar
Abang ini kapan ke sininya? di bulan apa?
ReplyDeletebisa lebih rinci gimana cara untuk smapai ke pulau ini?
terus estimasi biayanya jabarin atuh ih, biar bisa nyiapin budget... hehe
maaf bnyak tanya dan minta, Keren si tempatnya wajib masuk daftar liburan.
Kesini sih sekitar 2 minggu yang lalu...
DeleteUntuk sampai di Sangiang:
1. Naik Bus Jurusan Merak - Turun Cilegon.
2. Naik angkot jurusan pelabuhan Paku Anyer.
3. Sewa kapal (Sebaiknya survey dahulu dan nego harga) sekitar PP 3 Juta untuk Max 22 Orang
Kok Sangiang Stone Garden bagus, kok aku jadi kangen laut.
ReplyDeleteKegayaan sih aku mainnya ke gunung mulu, sampai lupa rasanya ke laut.
Bagus bangetttt... jangan terlalu banyak naik gunung, bikin betis gede aja.
DeletePermisi bang, salam kenal..
ReplyDeleteBoleh minta contact kapal ga bang?
Trims
Nih bang kontak kapalnya 081318319894 di nego aja biar bisa murah.
DeleteBapaknya kok gak sabaran minta dibayar ya? Trusted gak kak? Saya sudah DP, tp beliau minta DP homestay, DP lifejacket juga. Di awal bilang lagi rame-ramenya, tp saya selalu di sms/tlp buat bantu benerin kapal. Kalau lagi rame dan tiap weekend ada trip, kenapa bapaknya minta sama saya terus ya? (maaf curhat) hehe, need advice.
DeleteMungkin bapaknya ada rasa.. Upsss.. Haha, tapi yang jelas dia trusted kok bang
DeleteKontak kapalnya jangan dihubungi lagi yaa, asli PENIPU. Saya korban ke-sekian dia.
DeleteSaya bulan Agustus pake jasa dia juga buat ke Sangiang, duit udah dibayar LUNAS sebelum berangkat, dan mendadak H-1 dia minta CANCEL. Akhirnya saya cari orangnya kesana, ketemu sih, tapi sampe sekarang uang nggak balik, ngga tau uang yang dulu saya transfer dia pake kemana. Setelah diusut ternaya beliau punya banyak hutang dimana-mana dan bukan orang yang punya kapal.
Semoga ngga ada korban lagi. Hapus aja contactnya mas Dikta. Thanks
Done ya Mbak, Terima kasih banyak
DeletePermisi bang, di sangiang itu penduduknya sewain homestay juga ga ya? Trus pas masuk pulau sangiang denger2 perlu perijinan segala ya di pos TNI gitu? Itu caranya gimana ya?
ReplyDeleteThank you, salam kenal yaa
Salam kenal juga Mbak Gabriela :)
DeleteKurang tau kalo homestay disana ada apa tidak, tapi kebanyakan yang berkunjung pasti mendirikan tenda. Kalau perijinan tinggal on the spot aja, bayar dan beres.. biasanya kapal juga langsung menuju pos perijinan itu mbak.
Homestay disana ada. Cuma ya sekedar tempat tidur aja. Panas dan pengap. Mending nenda di pasir putih
DeleteThx banget info nya ya mas pradikta dan mba vaza :)
DeleteSama sama mbak
DeleteHalo bang, mau tanya, kemaren sewa kapal kena 3 jt buat berapa hari?, trus ijin camping bayar berapa?.. thx bang
ReplyDeleteBuat 2 hari bang, ijin campingnya lupa berapa kapan hari yang urus temen
DeleteMas ijin mnta fotonya ya buat bkin sharecost ksna..
ReplyDeleteSilahkan mas, asal jangan lupa sumber asalnya yaaa
DeleteMas itu biaya sewa kapal sampe 3 jutaan mas memangnya,,
ReplyDeleteDulu sih 2 jutaan mas, entah ya kalau sekarang.
Delete2juta dapet apa aja itu kapal doang apa sekalian snorkeli ng?
ReplyDeleteKapal saja sih mas, sama perizinan masuk pulaunya sendiri
DeleteCoba bisa minta perincian harga nya mas kalau boleh.. makasih
DeletePerincian harga dan itinerary udah ga ada, hilang ditelan waktu mas, hehehe
DeleteMas itu untuk kapal bisa ikut kelompok lain?untuk 2/3 juta kan itu satu kapal,,jd klo backpacker cm 3/5org gmn?
ReplyDeleteCara paling mudah ikut Open Trip aja mas, karena dulu kapal penyebrangan untuk umum itu tidak ada. Entah kalau sekarang ya
DeleteJadi total budget yg keluar berapa ?
ReplyDeleteSewa alat snorkling berapa ?
terus di kapal di sediain life jacket gk biar sefty ?
tq bang infonya
Dengan 20 orang dulu per orang kena sekitar 350 ribu, sudah semua ya bang. Dan itu murni sharecost. Untuk life jacket di kapal sudah disediakan. Alat snorkeling kita sewa sendiri via Kaskus
Deletebiaya retibusinya berapa ?
ReplyDeleteUntuk retribusi masuk pulau aku lupa bang, yang pasti tidak sebegitu mahal
Delete