Kete Kesu, mendengar nama itu bagian kalian yang sudah pernah ke Toraja
pasti berkata kalau tempat ini adalah tempat terlengkap untuk menikmati adat
budaya dan keindahan alam khas Toraja. Dan bagi kalian yang belum pernah
berkunjung pun Kete Kesu adalah tempat tujuan wajib yang harus kalian kunjungi.
Aku dan Arif memacu motor dengan kecepatan sedang di sore hari itu. Peta ajaib
pun kembali kami keluarkan, entah kenapa semenjak aku mengantongi peta kucel
ini aku begitu malas melihat smartphone dan membuka maps yang berintegrasi
dengan GPS padahal itu menyajikan banyak kemudahan.
Mungkin karena peta kucel ini bergaya old school yang mengingatkan
pelajaran geografi saat jaman sekolah dulu makanya aku lebih memilih selalu
berpatokan dengan peta kecil ini untuk menjadi pemandu arah selama berkeliling
di Tana Toraja.
Begitu menemui patung kerbau di sebuah pertigaan kami mengambil arah ke
kiri sesuai dengan apa yang ada di dalam peta. begitu berbelok spanduk spanduk berjejeran
menyambut kami, spanduk tersebut bertuliskan jika sedang ada kegiatan festival
internasional yang diadakan di kete kesu.
Dan benar saja ketika aku dan arif memasuki area kete kesu, pengunjung
tempat ini tampak sangat ramai. Lalu lalang wisatawan lokal dan wisatawan
mancanegara bercampur aduk menjadi satu. Tampak di beberapa sudut tampak banner
besar yang bertuliskan “Toraja Internasional Festival”.
Kete Kesu Dari Kejauhan |
Beruntung juga kami kesini saat sedang ada festival bertaraf
internasional yang menjadi daya tarik wisatawan asing. Kapan lagi bisa melihat
festival pariwisata besar seperti ini. Di sudut sudut kete kesu tampak sedang
dipersiapkan panggung dan layar lebar untuk puncak acara malam hari nanti.
Melangkah beriringan dengan pengunjung lainnya aku dan arif mulai masuk
ke dalam area kete kesu ini. Dari kejauhan tampak rumah tongkonan khas tana
toraj berjejer dengan rapi berpadu indah dengan sawah dan perbukitan yang hijau.
Sungguh harmoni budaya dan alam yang sangat menarik. Adat istiadat dan budaya
yang dijunjung tinggi namun kelestarian alam pun masih tampak terjaga dengan
baik.
Tongkonan |
Kete’ Kesu adalah salah satu tujuan wisata paling populer di Toraja.
Kete’ Kesu berarti “pusat kegiatan”. Sebutan itu sesuai dengan apa yang bisa
ditemui di sana, yaitu adanya perkampungan, tempat kerajinan ukiran, dan
kuburan. Pusat kegiatan adalah deretan rumah adat yang disebut “tongkonan”,
berasal dari kata “tongkon” yang berarti “duduk bersama-sama”.
Begitu melangkahkan kaki di tengah tangah tongkonan yang berjejer aku pun
terpesona dibuatnya. Begitu indahnya rumah khas tana toraja ini, berjejer jejer
dengan rapinya dengan atap yang melengkung saling berhadapan.
Tongkonan-tongkonan itu lengkap dengan berbagai ornamen seperti ukiran
khas Toraja dan tanduk kerbau yang disusun di muka. Semakin banyak dan semakin
tinggi tanduk yang tersusun menandakan semakin tinggi derajat sosial
penghuninya
Sedikit kupejamkan mata di tengah keramaian kete kesu ini kemudian aku
buka mata kembali dan aku pun tersenyum kecil. Aku sangat bersyukur bisa datang
ke tana toraja dan menikmati sajian semua ini. Sebelumnya cerita dan gambar
dari tana toraja yang hanya bisa aku nikmati di internet kini bisa aku lihat
sendiri di depan mata.
Tepat di ujung tongkonan yang berjejer tampak keriuhan sekumpulan
wisatawan yang mengililingi sebuah panggung. Tampaknya panggung itu menjadi
pusat dari kegiatan Toraja International Festival.
Toraja International Festival |
“Yukk Bro kita kesana, kita lihat yang nyanyi kayaknya cew bule cantik”
ajak si Arif
“Dengerin nyanyinya jangan lihat bulenya aja tenggg” sahutkuu.
Mendekat di kerumunan yang memutari panggung ternyata sedang ada hiburan
musik reggae dari musisi lokal yang sedang berduet dengan musisi luar negeri. Mereka
tampak padu mengiringi musik yang menggugah semangat tersebut.
Tampak para pengunjung pun ikut berdendang terbawa dari alunan musik
ceria di sore hari itu. Bule maupun wisatawan lokal pun tampak kompak
mengeluarkan alat fotografi masing masing untuk mengabadikan momen tersebut.
Panggung Utama Toraja Festival |
Beberapa lagu kami nikmati di depan panggung utama ini namun waktu yang
semakin sore memaksa kami untuk segera melangkah lebih jauh mengenal kete kesu
ini sebelum malam senja menghilang.
Yang perlu diketahui mengenai kete kesu ini adalah situs budaya yang terlengkap
di Tana Toraja. Dibandingkan tempat wisata lainnya seperti londa, lemo yang
berbeda disini adalah kita bisa dengan mudah menemui semua adat budaya di Tana
Toraja mulai dari deretan rumah tongkonan yang masih asli, situs perayaan
kematian, serta tebing tebing pemakaman bisa kita temui semua di Kete Kesu.
Sebuah plang kecil yang menancap bertuliskan “Tempat Pemakaman”. Ya itu
tujuan selanjutnya di kete kesu, melangkah sedikit ke belakang dari jejeran
tongkonan kita akan langsung menemui komplek pemakaman tebing.
Toko toko penjual aksesoris khas toraja tampak berjejer rapi menjajakan
dagangannya. Mulai dari gantungan kunci, kaos, hingga boneka tao tao mini. Suasana
disini tampak asri karena di berbagai sudut di tumbuhi dengan pohon pohon
bambu.
Pemakaman Kete Kesu |
Tebing pemakaman yang tersebar di Tana Toraja memiliki keunikannya
sendiri sendiri mulai dari Lemo yang berbentuk tebing tinggi menjulang dan
Londa yang berbentuk goa sedangkan di Kete Kesu ini berbentuk tebing juga namun
para pengunjung bisa naik hingga ke ujung tebing, terdapat goa juga bagi
pengunjung yang ingin memasukinya.
Sama seperti di Londa, di kete kesu ini tengkorak dan tulang belulang
tetap berserakan di mana mana. Karena memang umur jenazah yang sudah ratusan
tahun dan peti mati yang ada pun sudah lapuk di makan waktu.
“Brooo..brooo tolong fotoin aku di depan peti ini” Pintaku kepada Arif,
“Bolehhh, tapi awas jangan di pegang bisa kesurupan nanti kamu” Timpal
Arif cekikikan.
Benar saja apa yang dikatakan Arif, di salah satu tumpukan tengkorak ada
satu tulisan ganjil yang di tempelkan. “Jangan dipegang biasa kerasukan”, Ihhh
ngeri brooo. Patuhi tulisan itu ya kawan kawan jangan asal selfie dengan
tengkorak saja. Bisa bisa kalian digigit tengkorak.
Warning dan Patuhi |
Di salah satu sudut tebing terdapat lubang yang dipasang pagar besi kokoh
lengkap dengan gembok besarnya. Penasaran yang ada di dalamnya aku pun melongok
ke dalam. Ohhh ternyata ini sebuah tempat dimana kumpulan Tao Tao berada.
Si Arif pun kemudian berujar kalau sering melihat tao tao wanita tua itu
di layar kaca. Namun memang Tao Tao si Nenek ini sangat sering beredar di dunia
maya. Siapakah dia? Aku tak tahu, makanya aku kesini untuk mencari jawabannya
namun tetap aku pun tak tahu siapa dia. Bingung ya bacanya J.
Tulang Belulang Berserakan |
Melangkahkan kaki kembali yang kami lihat kembali tengkorak, tulang, dan
peti disekitar tebing batu. Yaa inilah Tana Toraja tempat dimana masyarakat
setempat masih menjunjung tinggi adat istiadat yang dipadukan dengan alam. Inilah
sisi indah dari Tana Toraja itu sendiri yang tak bakal kita temukan di tempat
lain.
Jadi tunggu apa lagi rubah uang di dompetmu menjadi tiket sekarang juga.
Salam Travelling.
Cerita Sebelumnya
0 komentar