Aku tak tahu ada apa disana, apa yang istimewa?
Maka dari itu ikutlah aku untuk mengenal lebih jauh melihat salah satu
sudut keindahan Pulau Madura.
Sebuah pulau yang terkenal akan produksi garamnya, kata panas adalah
suatu ungkapan yang tepat untuk menggambarkan suasana di pulau ini. Tak ada
pegunungan dengan hawa dinginnya, yang ada hanyalah hamparan bukit kapur
menghiasi permukaannya.
Namun dibalik permukaannya yang hampa tersebut bumi perut madura
menyimpan banyak energi. Pulau Madura adalah lumbung sumur minyak yang ada di
Jawa Timur, mulai dari utara, selatan, barat dan timur pulau ini penuh dengan
minyak dan gas.
***
Bleemmm, bleemmmmm.... terdengan suara lirih dari luar, ruangan tempat
aku duduk tiba tiba agak bergoyang. Bukan karena gempa tapi karena saat ini aku
sedang berada tepat di tengah tengah selat madura yang memisahkan daratan utama
jawa dengan pulau madura.
Ya disini salah satu titik dimana perusahaan migas kontrak luar negeri
mengeksplorasi kekayaan pulau madura. Ku coba menengok lautan lepas agar pusing
di kepala akibat goyangan ombak tadi sedikit menghilang.
Dari Tempat Ini Pertama Kali Melihat Gili Labak |
Pikiran pun langsung bertanya tanya, pulau seperti apakah itu? Apa nama
pulau itu?
***
Selang beberapa minggu dari tugasku di lepas pantai tersebut, bayangan
akan pulau berpsir putih itu kembali hadir. Langsung aku arahkan pandanganku ke
sebuah aplikasi maps yang tersedia.
Kemudian aku masukkan koordinat dimana letak offshore tempatku bekerja
berada dan akhirnya aku menemukan sebuah pulau kecil tepat disebelah selatan
offshore.
Aku zoom pointer di laptopku, dan ternyata maps menampilkan nama “Gili
Labak”.
Senja Di Gili Labak |
Jari tangan pun lalu berpindah menuju lini massa yang lain. Aku ketik
kata “Gili Labak”. Dan ternyata pulau gili labak ini adalah sebuah destinasi
baru para pelancong. Karena banyaknya foto yang beredar dan tawaran open trip
ke pulau kecil itu.
***
Beberapa minggu setelah itu akupun kembali terombang ambing di tengah
selat madura bersama adekku Fita dan beberapa teman kuliahnya. Kiri kanan
gerakan konstan perahu melawan ombak yang terdorong angin barat ini.
“Hueeekkk, huekkkkk” .. Lilik yang berada tepat disampingku memuntahkan
semua sarapan yang tadi pagi dia makan.
Kurang Safety, Tapi Mau Bagaimana Lagi |
Ngeri memang berada di tengah laut dengan gelombang besar diatas perahu
nelayan alakadarnya dan perlengkapan keselamatan yang nihil. Yaaa.. bagi
seorang engineer perkapalan hal ini adalah sebuah pertaruhan nyawa.
Tapi bagaimana lagi, demi mencapai surga memang dibutuhkan pengorbanan.
Tapi percayalah kalau Gili Labak akan memberikan balasan yang lebih dari yang
kita bayangkan.
***
Setelah 1,5 jam berlayar kapal pun merapat di tepian pantai Gili Labak.
Pasir putih lembut langsung menyambut kita semua. Dengan rasa sedikit mual aku
berjalan gontai mencari tempat yang teduh sembari menghilangkan pusing di
kepala.
Dibawah pohon besar dengan dahan dahan yang menggantung ini aku
menyandarkan kepala yang sedari tadi di goncang kapal. Di depan pandanganku
banyak wisatawan yang lebih dulu datang bersliweran sambil membawa jaket
pelampung di tangannya.
Tampaknya mereka akan snorkling pikirku. Biru laut yang ada di hadapan
mata sudah dapat mengindikasikan bahwa penampakan bawah lautnya juga pasti akan
menakjubkan.
Gili labak ini adalah pulau kecil dengan hanya beberapa penduduk saja yang mendiaminya. Rumah rumah mereka pun sering dijadikan homestay dadakan bagi para pelancong yang ingin menginap disana.
Tak ada listrik, tak ada air tawar. Mandi dengan sabun pun tak akan berbusa jadi jangan harap ada fasilitas mewah di pulau ini. Namun dengan seiring popularitas Gili Labak yang semakin terdengar bukan tak mungkin Pemerintah Madura nantinya akan membangun fasilitas di pulau kecil ini.
Pasir Putih - Birunya Lautan |
Asik Berfoto Dengan Plang Gili Labak |
Pasir putih halus mengelilingi tepian pantainya, sangat cocok untuk
eksplore berkeliling pulau. Di beberapa spot terdapat dataran luas yang sangat
pas untuk digunakan camping di tepian pantai.
Jelajah Gili Labak |
Bergegas aku kembali ke homestay dan mengambil peralatan fotografi. Aku mencoba
mencari tempat tergelap di pinggir pantai untuk mendapatkan sinar milky way
yang maksimal.
Namun karena hari yang masih belum terlalu malam, para pengunjung tampak
bersliweran dengan lampu senternya. Lampu lampu warung pun tampak sangat terang
dibandingkan background wilky way sendiri dan ditambah peralatan tempur yang
kurang memadai terutama lensa yang kurang mendukung untuk pemotretan malam.
Milky May Yang Gagal |
***
Berkunjung ke Gili Labak tak lengkap rasanya kalau kita tak menikmati
keindahan bawah lautnya. Pulau di tengah samudra dengan pasir putih dan
kejernihan air seperti Gili Labak ini pasti akan menawarkan underwater yang
cukup menarik.
“Mas ini kita dapat perlengkapan snorkling lengkap?” Tanyaku pada buddy
yang akan menemani snorkling nanti.
“Dapet mas, snorkel set dan life jacket” ujar sang buddy.
“Lohhh, Fin atau kaki kataknya mana?” tanyaku kembali.
“Gak ada mas, cuman itu yang kita sediakan” jawab sang buddy menimpali.
Yaaa inilah yang perlu kalian perhatikan saat akan menikmati bawah laut
di Gili Labak. Peralatan snorkling yang kurang memadai. Kenapa kurang memadai?
Karena kualitas peraatan yang kurang oke, sebagai contohnya masker banyak
yang bocor dan tidak kedap, tali life jacket yang copot. Dan satu lagi yang
penting adalah Fin atau kaki katak. Karena keadaan Gili Labak yang cukup
berarus seharusnya demi keamanan kita harus memakai fin untuk bisa berenang
lebih cepat.
Tapi jangan khawatir karena warung warung disana ada juga yang menyewakan
fin, tapi lagi lagi dengan kualitas yang kurang oke dan jumlah yang sangat
terbatas.
Tapi karena keadaan yang seperti ini mau bagaimana lagi, kita harus menikmati
semaksimal mungkin. Percuma dong jauh jauh hanya manyun karena peralatan
snorkling aja.
“Yukkk ahhh kita nyebur, udah ga tahan lihat birunya” ajak adekku Fita.
Alat satu persatu kita pakai dan kita langsung nyebur dari bibir pantai. Yaa...
karena spot snorkling di Gili Labak berada tepat di sekeliling pantainya.
Kumpulan Ikan Teri |
Langsung aku kejar ikan ikan kecil tersebut sesekali aku dekatkan kamera
di barisan mereka. Tanpa dikomando ikan kecil itu langsung berbelok ke kiri
kemudian ke kanan. Ahh sungguh atraksi bawah laut yang menarik.
Aku tinggalkan gerombolan ikan kecil tadi, aku mencoba berenang semakin
menjauh. Di beberapa titik yang aku anggap menarik aku coba berhenti untuk
mengambil nafas dan melihat ada apa di bawah air sana.
Karang karang banyak yang rusak dan mati itu kenyataan yang aku lihat
untuk pertama kali. Hijau berlumut semua dan semua karang terlihat patah. Sungguh
menyedihkan melihat pemandangan seperti ini.
“Byurrrr... kraakkk, kraakkkk” seorang nelayang melempar jangkar di
tepian pantai tak jauh dari tempatku berenang.
Ternyata sumber kerusakan karang karang di Gili Labak adalah dari
penduduk pulau ini sendiri. Bagaimana tidak, mereka dengan seenaknya melempar
jangkar tanpa memikirkan apakah dibawah ada karang atau tidak.
Inilah salah satu penyebab terbesar karang karang rusak yang ada di
Indonesia, kurangnya edukasi bagi masyarakat pesisir. Sungguh fakta yang
menyedihkan di tengah surga bernama Gili Labak ini.
“ Massss adiiittt, kesiniii” teriak adikku Fita dengan kencangnya.
Dari kejauhan aku lihat dia melambai lambaikan tangan menyuruhku untuk
segera mendekat. Dengan perasaan kecewa setelah aku melihat karang karang
hancur aku segera berenang menghampiri Fita.
Penampakan Karang Mulai Membaik |
Dan benar saja apa yang aku lihat disini sangat kontras dengan karang
yang ada di sekitar perahu lego jangkar tadi. Lega rasanya masih menemukan
sekumpulan karang dengan kondisi baik di Gili Labak.
Aku semakin bersemangat untuk menjelajah spot satu ini. aku mencoba
berenang dan sesekali melakukan freedive di kedalaman untuk lebih melihat
secara dekat kehidupan di antara karang karang.
Di beberapa sudut tampak anemon tersebar di antara karang karang. Dan jika
ada anemon pasti kalian akan menemukan artis bawah laut yaitu nemo.
Salah Satu Spot Dengan Karang Yang Baik |
Nemo atau yang bernama ikan badut ini rumahnya memang diantara anemon. Karena
dengan anemon mereka bisa bersembunyi dari predator ganas contohnya seperti aku
predator foto underwater.
Anemon Tempat Hidup Nemo |
Kurang beruntung dengan ikan nemo kali ini aku mencoba berenang kembali
dan bertemu dengan ikan biru yang menyala. Mereka tampak lebih tenang dan stay
cool dengan kamera. Akupun mendapatkan beberapa tangkapan gambar yang layak aku
pajang di artikel ini,hehehe.
Gili Labak bagaikan sebuah mutiara yang dimiliki Madura bagaimana tidak
kita bisa menemukan kepingan surga yang hanya selemparan batu dari kabupaten
sumenep. Dengan Gili Labak kita dapat menemukan sisi lain dari Madura. Tolong
jaga mutiara ini, jangan rusak dengan tangan jahil kalian.
Cukup ambil fotonya...
Jangan Injak Karang karangnya...
Jangan tinggalkan sampah di lautnya...
Cukup tinggalkan kenangan indah kalian di pulau bernama Gili Labak.
0 komentar