Pada suatu hari itu sinar matahari tampak begitu cerah bersinar, kontras
rasanya dengan keadaan cuaca pada hari hari kemarin yang selalu tampak muram
tertutup mendung. Tapi memang karena kedatangan musim hujan yang agak terlambat
menjadikan puncak hujan datang pun mundur ke bulan Februari ini. Dan disini aku
duduk di pinggiran kolam alami menikmati suasana khas pedesaan tepatnya di
Dusun Ponggok Kabupaten Klaten.
Dusun Ponggok menjadi salah satu dusun yang mempunyai pendapatan paling
tinggi di Kabupaten Klaten. Dan menjadikan dusun ponggok menjadi desa yang saat
ini mandiri, para masyarakat dapat membangun dan memajukan dusun kecil ini dari
swadaya mereka. Begitulah sedikit cerita yang aku dengar dari rekan kerjaku di
Surabaya yang asli dari dusun Ponggok ini.
Panggilannya Mas Triyo, dia adalah putra asli Klaten dan menetap hanya
selemparan batu dari tempat paling terkenal di Klaten saat ini. Yaa Umbul
ponggok, bagi para pejalan siapa yang tak kenal tempat ini.
Dan beruntung saat akhir pekan aku bisa berkunjung kerumah Mas Triyo
sembari ingin menengok seperti apa penampakan umbul atau sumber air yang
fotonya sering bersliweran di berbagai sosial media ini.
“Ayo moro neng umbul, mumpung isik isuk supoyo ora rame rame nemen” (Ayo
pergi ke umbul, mumpung masih pagi agar tidak terlalu ramai), begitulah ajakan
mas Triyo kepadaku yang sudah datang jauh jauh dari Surabaya.
“Nek isik isuk ngene iki isih sepi, dadi iso foto foto sepuasmu lan
banyune yo isik bening” (Kalau pagi begini masih sepi, jadi bisa foto foto
sepuasnya dan airnya pun masih jernih), sambung mas Triyo kembali.
Umbul Ponggok Dari Permukaan |
Mas Triyo ini seakan mempunyai pintu pribadi yang berada di antara warung
warung yang berada di umbul ponggok ini. Sekilas seperti shortcut tanpa bayar
tiket masuk, hanya berjalan 10 meter saja. Ya berasa seperti yang punya umbul
ponggok saja saat itu, hahaha.
Untuk para pengunjung umum pun untuk masuk ke umbul ponggok aku rasa
masih dalam batasan sangat murah. Hanya 3 ribu rupiah saja per orang.
“Wes ndang nyemplung, tak tunggu ning kene ae yo karo tak mangan tempe
anget” (Sudah cepat nyebur saja, aku tunggu disini sambil makan tempe hangat),
begitu ujar mas Triyo.
Setelah melihat lihat keadaan sekitar aku pun menuju tempat persewaan
alat snorkling. Lhoo kok snorkling? Iyaa...karena daya tarik dari umbul ponggok
adalah kejernihan airnya dan keanekaragaman ikan dibawahnya permukaan airnya.
Snokel full set tanpa fin bisa aku sewa sebesar 13 ribu rupiah sepuasnya
tanpa ada batasan waktu. Kamera action pun aku persiapkan sembari mencari tempat
aman untuk terjun ke air.
Seger Banget Airnya |
Kesegaran pun langsung aku rasakan begitu tubuhku masuk ke dalam air.
Fuuhhhh dingin juga pikirku, rasa segar yang bercampur dengan rasa dingin yang
berlebih karena memang sumber air ini langsung keluar dari dalam tanah.
Air yang ada pun tampak sangat jernih sekali, dan ini pertama kalinya aku
berenang di air tawar dengan kejernihan luar biasa seperti ini. visibility
sangat bagus sehingga aku bisa melihat sekeliling umbul dengan leluasa.
Ikan ikan air tawar tampak bersliweran di antara tubuhku ini. mereka
tampak tak takut dengan makhluk asing sepertiku masuk dan berenang di rumah
mereka. Malah sambutan ramah yang aku dapat dari ikan ikan ini, mereka berenang
dengan santai mengikuti ayunan kakiku berenang.
Diantara Ikan Ikan Air Tawar |
Umbul ponggok mempunyai kedalaman bervariasi antara 2 – 3 meter dan di
dasarnya berpasir lembut dengan beberapa bebatuan besar berserakan. Di beberapa
sudut tampak sebuah tiang tiang yang aku kira memang sengaja dipasang pihak
pengelola untuk tempat istirahat para pengunjung yang kelelahan berenang di
tengah umbul.
Aku pun memanfaatkan plang besi ini untuk sekedar santai melemaskan otot
otot yang sebelumnya di belakang kemudi mobil menyusuri jalan antara Surabaya
hingga Klaten. Ikan ikan pun tampak masih setia bersliweran dibawah kaki.
Aku coba pasang snorkel dan kembali melongok ke bawah permukaan air.
Melihat kejernihan air yang luar biasa seketika muncul keinginan untuk
menyusuri dasar umbul. Dengan sedikit teknik freedive yang biasa di praktekan
di air laut aku pun meluncur ke dasar air yang berpasir.
Snorkeling Juga Bisa Di Air Tawar |
Aku coba menahan nafas selama mungkin, menyusuri dasar umbul yang jernih
ini dan menuju kerumunan ikan yang sedang asik mencari makan diantara bebatuan
berlumut. Sadar ada makhluk asing mendekat, ikan ikan ini akhirnya berhamburan
menjauhiku.
Karena udara yang ada di dalam paru paru semakin menipis, aku pun mencoba
untuk naik ke permukaan air. Fuhhhh, nafas mulai memburu akibat terlalu lama
menahan nafas di dalam air tadi. Aku coba bersantai kembali di plang besi dan
sedikit melamun.
Semoga Tetap Lestari Seperti Ini |
Dalam lamunan ini aku berharap agar Umbul Ponggok ini masih tetap terjaga
kelestarian dan kualitas airnya hingga suatu saat nanti. Tentunya dengan peran
serta masyarakat umbul ponggok melestarikan alam di sekitar umbul, karena
kualitas air yang keluar dari umbul sangat berpengaruh terhadap kelestarian
lingkungan itu sendiri.
Catatan :
- Untuk menuju umbul ponggok kalian bisa ikuti petunjuk yang sudah ada di Google Maps, atau bisa juga dari arah Jogja atau Solo menuju Dlanggu dan berhentilah di Terminal Penggung
- Karena tidak adanya angkutan umum bisa kalian siasati dengan mencharter mobil atau ojek dari masyarakat sekitar.
- Jangan buang sampah dan mengotori air di umbul ponggok, jaga kelestarian alam untuk anak cucu kita.
0 komentar