Air
tampak jatuh dari dedaunan yang tumbuh menempel di dinding tebing. Menjadikan air
tak langsung jatuh ke tanah namun air terlebih dahulu menyentuh dedaunan, air
pun terurai lembut seperti benang benang lembut yang jatuh menjuntai kebawah. Dan
karena keunikannya ini air terju ini pun mempunyai nama yang unik yaitu Benang
Kelambu.
Air
terjun ini dapat dicapai dari Air Terjun Benang Stokel dan dapat dicapai 30
menit berjalan kaki santai mengikuti jalur yang sudah tertata rapi dan sangat
jelas.
Walaupun
berjalan cukup santai peluh di badan ini seakan tak kuasa untuk tak keluar
membasahi sekujur tubuh. Apalagi buat kami berdua yang kurang berolah raga ini.
Jalur naik dan turun walaupun tak begitu tajam namun tetap membuat dengkul
terasa nyut nyutan.
“Stopp,
jangan cepet cepet jalannya” Fajar mulai meronta.
“Okee,
santai aja bro” jawabku sambil menghentikan langkah.
Tak
berapa lama tiba tiba teriakan seorang ibu ibu terdengar dari kejauhan.
“Kesini
mas, istirahat dulu.. minum minum dulu”
Nampaknya
teriakan ini dari pemilik warung yang baru membuka dagangannya pagi hari itu.
“Ohh
iya bu terima kasih, saya sudah membawa minuman ini… Benang kelambu apa masih
jauh bu?”
“Sebentar
lagi kok, sudah dekat” jawab ibu itu.
Katanya
dekat. Tapi, saya tak terlalu menelan mentah-mentah pernyataannya. Karena aku
paham kata “dekat” menurut warga setempat tak sama dengan makna “dekat” menurut
kami berdua.
Tangga menurun menjelang Air Terjun |
Setelah
kembali berjalan sekitar 20 menit jalur seketika menurun dan terus menurun. Disisi
kiri jalur anak tangga banyak keluar aliran aliran air yang membentuk sebuah
sungai mungil berair jernih.
Melihat
semua ini aku tak sabar rasanya mencicipi kesegaran airnya, kaki aku julurkan
kedalam aliran sungai kecil ini. Dan benar saja seketika kakiku seakan tercelup
ke dalam air es, benar benar segar dan dingin.
Berjalan
tak sampai 100 meter akhirnya kami dapat melihat kemegahan Air terjun dengan
jelas. Dengan bersemangat pun aku berlarian lebih kebawah untuk mendapatkan
view yang lebih luas.
Air Keluar Diantara Dedaunan |
Tertegun
aku melihat keindahan Benang Kelambu ini, benar benar air terjun yang khas. air
yang jatuh memang benar benar bak benang dari kelambu gorden yang terjatuh. Apalagi
ditambah suasana hening dan rindang di sekitar air terjun menjadikan tempat ini
benar benar tempat yang pas untuk menghilangkan kepenatan.
Puncak
dari benang kelambu tampak memanjang karena memang air terjun ini keluar dari
sumber yang ada di bibir tebing. Dedaunan hijau kecil yang menyebar di dinding
dinding tebing mempermanis dan mempertegas akan nama air terjun ini yaitu
Benang Kelambu.
Kejernihan dan Kesegarannya Begitu Menggoda |
Hanya
ada 2 orang pagi itu yang sudah datang mendahului kami. Seorang lelaki separuh
baya dan seorang istrinya yang sedang mengabadikan foto suaminya yang sedang
menikmati kesegaran air yang mengalir dari air terjun, mata lelaki itu nampak “merem
melek”.
Aku
dan fajar pun nampak tergoda mencicipi kesegaran Benang Kelambu setelah mengamati
polah lelaki yang “merem melek” ini.
Setelah
mengamankankan barang bawaan, aku dan fajar pun bergegas menuju aliran air
terjun. Dan benar saja kami pun dibuat “merem melek” oleh kesegaran yang
ditawarkan benang kelambu ini.
Merem Melek |
Nampaknya
arus pembangunan fasilitas wisata telah masuk ke dalam kawasan air terjun ini. Tampak
sebuah fasilitas toilet dan tempat untuk berganti pakaian. Di sekitar aliran
sungai yang terbentuk pun sudah dipercantik dengan sebuah “Curug mini” yang
ditampung dalam sebuah kolam kecil yang tak terlalu dalam.
Tak
menghilangkan kesan alami dari Benang Kelambu sama sekali, pembangunan ini
malah mempercantik view dari air terjun ini sendiri.
Semakin
siang semakin ramai pula pengunjung yang berdatangan. Mulai dari orang tua,
anak muda hingga anak anak nampak sangat antusias menikmati keindahan Air
Terjun Benang Kelambu.
Dan
kini saatnya kami pergi untuk meninggalkan benang kelambu ini. Hanya sedikit pesan
dan harapan kepada siapapun yang berkunjung. Agar Benang Kelambu tetap terjaga
kebersihannya dan agar keindahannya pun dapat dinikmati kelak oleh anak cucu
kita.
Catatan:
- Bisa dicapai dengan kendaraan bermotor sampai pos retribusi.
- Datanglah pagi hari agar tak terlalu ramai pengunjung.
- Perlu berjalan 60 menit dari pos retribusi sampai ke Benang Kelambu.
- Ada juga ojek jika kalian tak ingin berjalan, namun di titik akhir kalian harus tetap berjalan.
- Persiapkan kamera anti air dan baju ganti jika ingin “merem melek” mencicipi kesegaran airnya.
0 komentar