Satu persatu dari mereka melangkahkan kaki untuk
menjauh dan pergi. Matahari semakin meredup dan condong menunggu mati. Seperti aku
yang selalu sendiri menunggu yang tak pasti, entah sampai kapan namun yang
pasti ujung dari ini adalah datangnya kebahagian…
Permulaan yang sedikit mellow tapi memang suasana kala
itu sedang syahdu nan sendu untuk merenungkan segala gundah gulana dalam hati sambil
memandangi air terjun kethak yang sepi dan menyegarkan.
Tepat di tepian jembatan bambu yang tersusun rapi ini
aku berdiri mematung bersama beberapa saudara, menikmati semua suasana yang
alam sajikan. Jarang sekali memang kami menikmati suasana alam seperti ini. Biasanya
hanya deru kendaraan bermotor yang kami dengar meraung diantara keriuhan orang
orang yang lalu lalang.
Sejenak melepas penat dengan mencari kesegaran udara
seperti ini mungkin adalah hal wajib bagi kita semua. Coba tutup sejenak buku
buku kalian, matikan segala yang berhubungan dengan keseharian dan cobalah
datang ke salah satu Coban yang ada di Kabupaten Malang ini, maka kalian akan
menemukan sesuatu yang berbeda dari rutinitas yang kalian jalani.
Tak ada orang lain hanya kami ber 5 di sore hari itu,
entah karena sudah terlalu larut kami datang atau memang tempat ini yang kurang
begitu dikenal. Terletak persis disamping jalan raya yang menghubungkan Malang
dan Jombang tepatnya di kecamatan Kasembon. Bisa jadi karena letak tempat ini
persis di tikungan diantara jalur yang meliak liuk para pengendara yang
terlanjur kencang menekan pedal gas akan mudah terlewat dan urung untuk
menghentikan laju kendaraanya.
Coban Kethak |
Tapi cobalah jika berkesempatan melalui jalur antara
Jombang, Batu, Malang untuk datang dan menikmati keindahan Coban Kethak ini.
Dengan tiket masuk sebesar 5 ribu rupiah saja kita
sudah bebas menikmati semua fasilitas yang ada di dalam area yang dikelola
Perhutani ini. Mulai dari Gazebo, Toilet, Permainan anak anak, panggung hiburan
semua lengkap tampak terawat dan satu lagi pastinya alam tanpa banyak orang
yang berlalu lalang.
Arus pembangunan yang dilakukan perhutani pun sebatas
hanya diarea jalur menuju air terjun, menjelang air terjun tampak keasriannya
tetap terjaga dengan baik. Pagar pagar kayu yang ada pun nampak membuat Coban
Kethak ini nampak elegan dan membuat aman para pengunjung yang datang.
Sumber aliran dari sungai yang berada di atas |
Sebuah kolam kecil terbentuk di dasarnya menggoda
siapa saja untuk terjun mencicipi kesegaran airnya, namun terpasang plang
bertuliskan dilarang untuk berenang menjadikan siapapun yang berkunjung
sepatutnya untuk patuh agar kunjungan kita di Coban Kethak ini bisa aman dan
nyaman.
Karena memang menikmati air terjun tak selalu harus
juga merasakan kesegaran airnya langsung dengan mandi dibawah air terjunnya,
kita bisa duduk sambil memandangi keindahan disekelilingnya dari kejauhan. Karena
menurutku ini adalah bahasa terindah dari Sang Pencipta agar kita selalu
mematuhi perintah – Nya.
***
Datang ke Air Terjun tak lengkap rasanya jika tak
mengabadikan keindahan yang disajikan. Bagi kalangan penghobi foto air terjun
merupakan objek yang pas untuk dijadikan objek foto dengan teknik Slow speed
yang menjadikan foto aliran air terjun bisa selembut kapas.
“Dek coba kamu berdiri disana bersandar diantara pagar
bambu itu…. ”
Dan dengan sekali shutter foto indah pun aku dapatkan.
Karena dengan alam seindah ini dengan teknik seperti apapun hasil yang gambar
yang didapatkan akan selalu indah. Dan sekali lagi kenapa kita harus merusak
alam sebegini indah yang Tuhan telah ciptakan? Sudah sepatutnya kita
menjaganya.
Tak terlalu muluk mulai saja dari hal terkecil yang
dapat dilakukan, buanglah sampah pada tempatnya ketika datang ke Coban Kethak
ini, itu sudah cukup untuk memulai langkah besar untuk mencintai dan menjaga
alam nusantara kita.
0 komentar