Gradasi warna air laut dari biru perlahan menjadi hijau tosca berpadu dengan birunya langit yang menyatu lurus dengan garis cakrawala. Pulau pulau kecil tersebar bak mutu manikam yang menghiasi samudra. Lambaian daun daun kelapa menyampaikan sebuah nyiur pesan untuk kita semua agar bisa melihat lebih dekat keindahan dari ujung timur Pulau Madura.
Tak
semua orang mengenal kepulauan bernama Kangean, pulau yang berada di ujung
paling timur dari Madura. Tak banyak informasi yang dapat digali tentang
kepulauan ini. Apalagi jika Kangean tak mempunyai ladang gas terbesar di Jawa
Timur bisa jadi Kangean lebih tersisihkan lagi keberadaannya. Tapi faktanya
untuk saat ini memang kangean memiliki cadangan migas yang besar bagi negeri yang
masih bisa dimanfaatkan untuk puluhan tahun kedepan.
Sedikit
informasi yang aku dapat mengenai transportasi menuju Kangean, menurut orang
sekitar hanya ada kapal yang melayani dari pelabuhan Kalianget di Sumenep, dan
dapat ditempuh dengan berjam jam di tengah lautan, itupun tak setiap hari ada
kapal yang melayani penyeberangan.
Penerbangan
komersil pun tak ada yang melayani rute ke Kangean, ya karena memang belum ada
landasan bandara umum disana kecuali landasan milik sebuah perusahaan migas
yang menancapkan mata bornya sedari tahun 1993.
Transportasi paling cepat menuju Kangean |
***
Jangan
dibayangkan naik helicopter itu nyaman seperti naik pesawat pada umumnya. Hanya
namanya saja yang membuat keren namun selebihnya adalah biasa saja dan
cenderung kurang nyaman. Karena selama perjalanan kita diwajibkan mengenakan
lifejacket dan pelindung telinga, belum lagi getaran yang ditimbulkan dari
baling baling. Tak nyaman namun dapat lebih mudah menjangkau daerah terpencil
dan tanpa landasan yang panjang sekalipun.
Mengudara |
Helicopter
melaju tepat di atas selat yang memisahkan Bali dan Lombok. Memandang sebelah
kiri aku bisa memandang jelas kemegahan Gunung Agung dan Gunung Batur yang
selalu menemani di sebelahnya. Memandang jauh kekanan nampak runcingnya puncak
Rinjani menjulang menembus pekat awan. Melihat kebawah gradasi warna biru laut
jernih menghiasi tepian sanur, tulamben, hingga perbukitan asah.
Garis pantai Pulau Bali |
Sungguh
luar biasa pemandangan saat itu, terlebih helicopter terbang cukup rendah
sehingga semua hamparan pemandangan tersaji dengan jelasnya di depan mata. Apalagi
kaca kaca yang lebih luas daripada kaca pesawat yang hanya beberapa cm saja
menjadikan kita bisa leluasa memandang keluar.
Kurang
lebih 1 jam mengudara, dari kejauhan mulai nampak deretan pulau pulau berjejer.
Mulai dari kecil hingga besar mulai menampakkan dirinya. Air laut warnanya
mulai bergradasi mengikuti kedalaman air yang mulai berkurang. Dan nampaknya
aku telah tiba di Kepulauan Kangean.
Dari
atas saja sudah begini cantiknya, bagaimana jika aku bisa turun ke bawah dan
melihat keindahan di dalam airnya. Ahhh…negeri ini memang selalu punya cara
untuk membuatku terpesona.
Atol Atol yang tersebar |
Sang captain nampaknya sadar akan kekaguman dari para penumpang di belakang, dia sedikit melambatkan laju helicopter ketika melewati deretan pulau pulau indah lalu membiarkan kami terkagum kagum akan keindahan yang ada di depan mata.
Sang
captain pun mengarahkan laju menuju pulau kecil yang bernama Pagerungan. Sebuah
pulau yang memiliki semua fasilitas yang lebih diantara pulau lainnya. Mulai
dari landasan pesawat, hunian nyaman, kolam renang, sport center, semua ada
disana karena notabene di Pagerungan lah Homebase dari perusahaan Migas yang
beroperasi di Kangean.
Pulau Pegerungan |
Landasan di Pulau Pagerungan |
0 komentar