Air
bergerak begitu tenang tanpa gelombang. Bakau bakau yang berdiri tak beraturan
kini menampakkan kaki kakinya yang menancap tak beraturan juga ke dalam lumpur
tipis. Kepiting kepiting kecil nampak berlarian menuju lubang persembunyian
yang kini terlihat karena air yang mulai surut. Pemandangan khas pesisir pagi
itu di Labuan Medang tempat dimana kami akan menyeberang menuju 3 pulau cantik.
“Pyokk…
pyokkk..” bunyi air yang bercampur lumpur ketika Aku, Fajar, Bayu dan Evie
berjalan di antara pepohonan bakau dengan air laut surutnya ini. Perahu tak
bisa merapat terlalu dekat karena memang keadaan yang tak memungkinkan untuk
bersandar.
“Diseberang
yang jauh sana namanya Gili Nanggu, yang itu Gili Sudak, dan yang dekat ini
namanya GIli Kedis” begitulah informasi dari sang pemilik kapal yang namanya
sudah familiar di kalangan para pejalan Pulau Lombok. Beliau bernama Pak Sahar,
orang asli dari Labuan medang desa kecil dimana kami memulai perjalanan hari
ini. Akupun mendapatkan kontak dari dedengkot Lombok Backpacker yang
menyarankan untuk memakai jasa Pak sahar karena biaya yang relatif murah.
Pulau
Nanggu atau yang biasa orang Lombok bilang Gili Nanggu namanya memang tak
sepopuler Gili Trawangan. Dan kebanyakan orang pasti mempunyai pemikiran jika
belum datang ke Gili Trawangan itu sama saja belum datang ke Lombok.
Namun
bagi kalian para pecinta tempat yang hening tak terlalu ramai dan tentunya
indah 3 Gili di sebelah barah daya Lombok ini adalah pilihan tepat. Nanggu,
Sudak, Kedis memberikan semua yang tak bisa dirasakan di Gili Trawangan
sekalipun.
Sang Navigasi Perahu |
Pak
sahar sudah siap pada posisinya di buritan perahu mengendalikan kendali agar
perahu menuju arah yang benar. Sedangkan di haluan depan ada Pak Salman yang
bertugas juru arah agar laju perahu tak masuk ke perairan dangkal.
“Kita
menuju Gili Nanggu dulu ya mas, mumpung masih pagi jadi enak jika mau
snorkeling” ujar Pak Sahar
“Siappppppp”
teriak kami serentak dengan rasa yang antusias melihat semua sajian yang sudah
nampak di depan mata.
***
Gili
Nanggu
Selamat
datang di Gili Nanggu, begitulah tulisan kecil yang tertancap di sebuah kayu di
dermaga. Menginjakkan kaki di pulau kecil ini aku dihinggapi rasa ketakjuban.
Pasir putih halus nan bersih menyambut langkah pertama ketika seturun dari
perahu. Air laut bergradasi dari hijau tosca menjadi biru pekat nan jernih.
Memandang ke seberang terlihat Gili Tangkong dengan pepohonannya yang rimbun
dan jauh disana nampak garis pantai sekotong dengan perbukitannya yang sangat
indah.
Hanya
segilintir orang yang sudah datang mendahului kami pagi itu. Kami leluasa
memilih tempat untuk meletakkan barang bawaan kami yang lumayan banyak ini. Sembari
duduk aku mencoba untuk mempersiapkan peralatan snorkeling yang kami sewa dari
Pak Sahar.
Hanya Ada Sedikit Pengunjung |
“Yukk
ahh nyemplung, udah ga tahan” ujarku pada yang lain.
“Ayokkkkk
…..” Fajar, Bayu dan Evie mengikutiku dari belakang dan segera masuk ke dalam
lautan berwarna biru.
Tapi
kali ini realita tak sesuai dengan Ekspektasi awal.
Jarak
pandang di bawah air sangat terbatas dan cenderung keruh. Kenapa bisa seperti
ini? Mungkin gara gara arus atau bisa jadi sehabis hujan tadi pagi mengangkat
lumpur dari bawah pikirku untuk menghibur diri.
Aku
mencoba untuk berenang menjauh dari bibir pantai, namun saja… air keruh.
Memicingkan mata dibalik snorkel aku melihat banyak ikan dibawah sana, namun
karena jarak pandang terbatas membuyarkan semua keindahannya.
Bibir Pantai Tempat Snorkeling |
Kecewa
pasti ada namun beginilah alam kadang memberikan kita kado terbaik terkadang
juga memberikan sesuatu yang mungkin agak susah untuk kita terima. Aku akhiri
saja berenang di spot ini dan segera keluar menuju bibir pantai kembali.
“Pak.. kok keruh ya air disini?” tanyaku pada
seorang penjaga pantai yang sedang berjaga.
“Iya
mas, arusnya kencang dan tadi pagi habis hujan… biasanya jernih sekali”
“Coba
ke sebelah sana mas mungkin agak jernih karena terlindung dari arus” ujar Pak
penjaga pantai lagi.
Jarak Pandang Kurang Begitu Baik |
Dan
di spot kedua ini air juga tampak keruh namun masih mending daripada yang
pertama tadi. Aku coba untuk berenang lebih kedalam, dan air semakin jernih
namun tetap seperti banyak debu di dalamnya. Di kedalaman sekitar 1,5 meter
banyak karang yang mati dan patah namun semakin dalam semakin indah terjaga
habitat karangnya.
Di
beberapa titik terdapat anemon laut dan sekumpulan Ikan Badut atau nemo yang
sedang berlindung. Juga banyak ikan kecil kecil berkeliaran diantara karang
karang. Namun disini arus sedikit lebih kencang jadi kita harus sedikit berhati
hati.
Gili
Sudak
5
menit saja naik perahu dari Gili Nanggu penampakan Gili Sudak sudah di depan
mata. Garis pantainya nampak datar dengan arusnya yang tenang. Pohon kelapa
nampak berderet melambai lambai mengundang kita untuk singgah.
“Kita
turun dulu ya, silahkan santai santai dulu… disana juga bisa pesan makanan kok
mas” ujar Pak Sahar.
Keindahan Gili Sudak |
Kami
pun turun tepat di sebuah halaman resort yang ada di Gili Sudak ini yang belakangan
ini aku ketahui bernama Nirvana Resort. Sekilas tampak beberapa rumah pondokan
yang langsung menghadap ke laut. Di ujung bibir pantai yang landau tersebar
kursi malas yang tampak sangat menggoda bagi kami yang lumayan kelelahan
berenang di Gili Nanggu.
Okelah
kami duduk saja sambil melihat daftar menu yang ada dan juga harga yang
tertera. Ditempat seperti memang harga sedikit mahal tapi masih rasional. Kamipun
memesan beberapa ikan bakar dan sop ikan.
Makan siang kami ditemani oleh keindahan alam |
Di
meja yang tepat di bibir pantai ini kami bersantai sambil menikmati keindahan
alam. Tak berapa lama pesanan kami pun datang, seperti biasa sebelum disantap
ritual pemotretan harus dilakukan. Apalagi dengan background seindah ini bukan.
Dan betapa nikmatnya makan siang kala itu sungguh tiada duanya.
Gili
Kedis
“Ayok
Mas kita lanjut tujuan terakhir kita” ajak Pak Sahar kepada kami yang masih
bermalas malasan di kursi malas yang begitu nyaman ini.
“Iya
pakk..” dengan nada sedikit malas untuk meninggalkan kenyaman ini.
“Gili
kedis cocok buat foto foto” ujar Pak Sahar lagi.
Mendengar
kata itu entah kenapa aku mendadak bersemangat, segera berberes dan kembali
naik ke perahu.
Berjalan
cukup pelan perahu pun mendekat menuju bibir pantai Gili Kedis. Nampak dari kejauhan
pulau ini hanya sehamparan pasir putih, luasnya mungkin hanya 1,5 kali lapangan
basket, dan hanya ada beberapa biji pepohonan saja diatasnya.
Gili Sudak dengan pasir putihnya |
Berbeda
dari Gili Nanggu dan Gili Sudak, Gili Kedis memiliki keistimewaan tersendiri. Bak
gardu pandang di tengah lautan, Gili sudak mempunyai pemandangan yang luar
biasa. Berjalan berkeliling tak sampai 5 menit kita dapat menikmati keindahan
360 derajat.
Gili
Nanggu, Tangkong, dan Sudak terlihat begitu indahnya dari sini bak 3 saudara
yang sedang duduk berdampingan di tengah samudra. Berbalik ke belakang nampak
garis pantai berbukit dari sisi barat Lombok bernama sekotong ini. Sungguh perpaduan
yang sempurna dan bisa aku katakan jika Lombok memang tiada duanya.
Benar
apa yang dikatakan Pak Sahar tadi, memang Gili Kedis adalah tempat yang sangat
cocok untuk dijadikan objek foto. Luasnya sangat kecil namun disemua sudut
pasti akan menghasilkan Foto yang luar biasa.
Di
salah satu pohon yang berdiri tegak di tengah pulau banyak tergantung batu batu
berbagai ukuran. Salah satu budaya barat yang dibawa para bule di Gili Kedis,
mereka menaruh harapan dan doa di batu batu ini dan mereka gantungkan agar
harapan mereka bisa terkabul suatu saat, mungkin penjelasannya seperti itu
kurang lebihnya. Tak perlu ditiru namun batu batu menggantung ini menambah
keunikan yang dapat ditemukan di Gili Kedis.
Batu Harapan |
Nanggu,
Sudak, Kedis bagaikan mutiara asli dari Lombok mereka indah, cantik, dan
hening. Luasnya samudra tak mampu menutupi keindahan mereka namun menjadi lebih
sempurna akan keadaannya. Dalam hati ini pun ada rasa syukur aku dapat datang
di salah satu sudut keindahan yang ditawarkan Indonesia.
Semoga
sampe kelak keindahan 3 Gili ini tetap terjaga, siapapun yang mengunjungi
mereka memiliki rasa kesadaran untuk menjaga kelestariannya mulai dari atas tanah
hingga kedalaman samudranya, Aamiin.
Catatan
- Alat snorkeling tersedia di Labuan Medang
- Nomer telepon Pak Sahar 0878-6114-6616
- Datanglah pagi hari untuk dapat menikmati 3 Gili dengan sempurna
- Jangan tinggalkan sampah dan menginjak karang karang yang ada di dasar laut.
3 komentar
Keren banget viewnya, jadi pengen kesana
ReplyDelete3 Gili ini memang cantik viewnya.. bisa jadi alternatif jika datang ke Lombok
Deletepokoknya mau kesana sabtu besok ^^ thank you for share ^^
ReplyDelete