Kembali
aku melewati jalan poros yang menghubungkan Kabupaten Malang dengan Kabupaten
Lumajang. Jalur meliuk liuk tanpa memberikan nafas untuk menikmati jalan lurus
walaupun sedikit. Butuh konsentrasi penuh ketika melewati jalur nan indah
berlatar gagahnya Gunung Semeru di sebelah kiri.
Sesekali
aku pelankan gas dan sedikit menoleh untuk melihat kegagahan semeru barang
sebentar. Melihat puncaknya yang sesekali mengeluarkan asap pikiranku pun
terbang akan nostalgia dimana beberapa tahun yang lalu kakiku pernah
menginjakkan kaki di puncak Semeru, bagaimana aku memandang takjub tempatku
sekarang berkendara dari atas sana. Ahh sungguh pengalaman yang tak pernah aku
lupakan.
Dari
puncak sampai dataran yang lebih rendah Semeru menyimpan sejuta pesona yang
akan membuat berdecak siapa saja. Walaupun sekilas Gunung Semeru jika dilihat
dari sebelah selatan seperti ini adalah gunung berpasir nan tandus namun lereng
lereng dibawahnya penuh dengan aliran air yang melimpah ruah dan memberikan
keberkahan bagi warga yang tinggal disekitarnya.
Mulai
dari Daerah Dampit, Tirtoyudo, hingga Pronojiwo merupakan beberapa daerah yang
aku lalui hari ini dan berada persis di sebelah selatan Semeru. Sepanjang mata
memandang yang ada adalah tanah tanah vulkanis nan subur yang seakan apapun
yang kita tanam akan tumbuh dengan baik dan memberikan manfaat.
Dan
dalam perjalanan kali ini aku mencoba untuk melihat salah satu aliran di lereng
Semeru bagian selatan yang memang menyimpan puluhan air terjun indah yang layak
kita kunjungi. Coban Ciblungan adalah destinasi awal yang aku rencanakan.
Berawal
dari sebuah banner yang terpasang tepat di pinggir jalan dan berada beberapa
ratus meter sebelum jalan masuk menuju Tumpak Sewu / Coban Sewu kami berbelok ke
kanan masuk ke jalan kampung yang cukup tertata rapi. Tulisan kecil sebagai
petunjuk arah kami saat itu, jalanan kemudian berbelok kekiri dan penampakannya
pun menjadi sedikit rusak. Laju motor kami pun berhenti di sebuah papan
petunjuk parkir yang berada tepat di depan gerbang masuk Coban Ciblungan.
Hanya
cukup 15 ribu rupiah saja untuk 4 orang dengan 2 motor yang kami bawa. Tak perlu
mengeluarkan banyak uang untuk menikmati keindahan air terjun Coban Ciblungan.
“masih
jauh air terjunnya pak?” tanyaku pada bapak bapak penjaga parkiran.
“Lha
iku wes ono suarane nak” (Lha itu sudah terdengar suaranya nak).
“Neng
kene iku gak perlu mlaku adoh adoh koyo air terjun liane” (Disini itu tidak
perlu jalan jauh jauh seperti air terjun yang lain).
“Nggih
pak, matur suwun” aku lemparkan senyum dan segera berlalu dan berjalan masuk.
Dan
memang benar adanya hanya beberapa langkah kaki menapaki jalan setapak turun
Coblan Ciblungan sudah menampakkan wujudnya. Sekilas tampak kecil namun suara
yang menggelegar menyiratkan air yang mengalir melaluinya cukup deras, apalagi
saat ini sedang musim hujan.
“Apa
air terjun ini asli?” tiba tiba si Gallus bertanya
“Ya
aslilah dek, sapa juga investor mau bikin beberapa aliran di sungai terpencil
seperti ini, hahaha” jawabku sambil tertawa.
Tapi
memang Coban Ciblungan ini fotogenik dan aliran yang ada pun seakan akan ditata
sedemikian rupa. Aliran air yang utama berada tepat di tengah tebing, kemudian
di bawah bawahnya keluar mata air memanjang melengkapi formasi khas Coban
Ciblungan. Dan sekilas air terjun ini mirip dengan Air terjun Coban Sewu/Tumpak
sewu namun dengan ukuran yang lebih mini.
Aku
coba melangkahkan kaki dengan berhati hati kedalam aliran sungai dan ternyata
sungai ini dangkal sekali hanya sebatas lutut untuk yang terdalam. Dasar sungai
berpasir dan sedikit liat menjadikan air nampak coklat seperti kopi susu namun
sebenarnya air yang keluar dari mata air pun sangat jernih dan menyegarkan. Jadi
jangan ragu jika kalian tertarik untuk bermain air di Coban Ciblungan.
Dibeberapa
sudut Coban Ciblungan ini sudah disediakan beberapa spot untuk berfoto ria
untuk para pengunjung mengabadikan keindahan yang ditawarkan. Ada sebuah bilik bamboo
yang dibikin sedimikian rupa hingga menyerupai sebuah pos pengamatan dan
dijadikan untuk objek foto pun sudah masuk untuk tipe instagramable.
Jangan
hanya puas menikmati keindahan yang ada disekitar air terjun saja cobalah
tengok aliran air dan cobalah sedikit picingkan mata. sekitar 30 meter dari air
terjun utama terdapat lagi sebuah aliran yang membentuk air terjun juga. Cobalah
kalian datangi maka kalian akan melihat sebuah aliran deras yang sampai saat
ini aku tak tau nama air terjun itu.
Harus
sedikit berhati hati ketika berada disini karena air terjunnya yang berada di
pinggiran sungai dengan dataran yang sedikit sempit. Aliran air terjunnya juga
cukup deras menjadikan kalian harus cukup berhati hati jika ingin menyeberang
maupun bermain di aliran air terjun ini.
Dalam
banner yang terpasang diparkiran mengatakan sebuah slogan “Coban Ciblungan
Wisata Keluarga”, mungkin bisa aku pahami karena memang coban satu ini mempunyai
beberapa kelebihan diantara coban lain yang ada di lereng selatan semeru ini.
Tanpa perlu berjalan jauh dan tanpa jalur ekstrim kalian sudah dapat menikmati
2 aliran air terjun yang sangat indah. Muda mudi, hingga orang tua pun aku rasa
dapat berkunjung dan menikmati Coban Ciblungan.
Jadi
tak usah untuk berpikir dua kali jika kalian kebetulan datang ke Malang namun
bosan dengan wisata malang yang biasa disuguhkan. Cobalah tanjap gas menuju
perbatasan sebelah selatan ini kalian akan menemukan keindahan lain yang belum
kalian temui sebelumnya di Malang.
0 komentar